Ilustrasi: Gede Gunada
MALAM SEDERHANA
Suasana kampung begitu tenang
Di pinggir sawah menghitung bintang
Menyala kunang-kunang terbang rendah
Hinggap atas dahan-dahan kesunyian
Aroma bunga malam sederhana
Petang temaram angin mendesir
Turun dari puncak gunung
ke lembah berliku ladang pertanian
Telah berkabar cuaca cerah
Rembulan nampak di permukaan langit
Nyanyian alam telah disenandungkan
Secercah cahaya penuh bahagia
Anak-anak malam bermain di alam
Menebar jala mencari ikan
Jalan setapak menuju rumahmu
Dalam kebersamaan riang di pedalaman
Mimpi kami telah terdampar
Di kampung berisik suara jangkrik
Dan gemericik irama aliran air sungai
Begitu nyaman dalam dekapan tuhan
2024
MENUJU MALAM MINGGU
Langit biru mulai senja
Mencatat sesuatu
Tentang perginya awan
Pekan ini ada kesepakatan
Kudengar musik mengalun
Sebelum berangkat ke taman
Aku menantikan pertemuan
Berbatas jarak satu kota
Terasa hingga tiba saatnya
Telah kubaca suratmu
Saat malam dan udara dingin
Perjanjian kita sakral
Pesan yang kuingat
Pintamu membatin di hatiku
Walau hidup belum tuntas
Untuk kubaca
4 Mei 2024
KITA DATANG KITA PASTI PULANG
Pada permulaan hari
Kita bermain di dunia
Dan suatu saat nanti
Dengan sendirinya terhenti
Sampaikah terlupa di mana
Setelah jauh melangkah
Apa mesti yang dicari
Seberapa besar untuk didapati
Kita bisa menanti dan mencari
Upaya memompa daya
Dunia terus berputar
Dalam hidup dada berdebar
Waktu telah sedia
Musim-musim terasa sebentar
Hari-hari menunggu dilewati
Segala apa harus dibawa
Terdengar kabar kiamat sudah dekat
Takdir mati rasa
Perjalanan menuju esensi
Siapakah kita; untuk kembali kepadanya
22 Mei 2024
CAHAYA BULAN
Bulan di atas kepalamu
Tak mempunyai singgasana
Tidak dalam lingkaran
Mengurung kebebasan
Hasratnya bergerak dengan kepastian
Penuh kepercayaan terus merambat
Meniti lewati gelap dan bercahaya
Bulan menyelinapi perasaanmu
Berkelana ke barat dalam sunyi
Disinarinya hidup yang terus berganti
Melintasi tembok-tembok malam
Daun-daun nasib yang menguning
Kegelisahan atau kemujuran yang baik
Gejolak kehidupan bergelombang
Memancang rambu-rambu waspada
Tidak ada kata menyerah
Bulan melawan keadaan
17 Juni 2024
MONYET KELAPARAN
Adakah nilai-nilai yang dibutuhkan
Untuk bisa dimengerti
Kehidupan seperti pertunjukan
Terus dipertontonkan
Memuakkan bagi tak sejalan
Dan berbanding
Bagi yang tak berbelas kasih
Selalu terlihat masabodoh
Bagi yang mendapat untung
Ia berwajah sumringah
Kenyataan tak semanis harapan
Berlainan adalah cara lain bertahan
Ah, terlalu bijaksana
Memikirkan semua itu
Bahwa peruntungan adalah kerja keras
Dalam mencari posisi
Keyakinan berselancar ke arah lawan
Semakin terjal mendengungkan tanya
Rasa yang terbentuk dalam hati
Perubahan seperti gumpalan awan
Tersapu angin
Ah, kenyataan
Kutemukan monyet kelaparan;
Jika boleh kubawa pulang
Kuberi ia nama Billy
Tapi tak ada banyak uang
Untuk membawanya pergi
Ia menahan sakit
Dari jerat kebosanan di lehernya
Berkali-kali ditampilkan
Ia sangat butuh kebebasan
Ah, kehidupan
Terlihat mata yang hampa
Permainan tak selalu sama
Topeng-topeng melekat
Di wajah pura-pura
31 Maret 2023
BIODATA
Gusc Hening, lahir di Cirebon 25 Agustus. Bukunya adalah Simfoni Cinta (2022).
Gede Gunada lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Ia menempuh pendidikan seni di SMSR Negeri Denpasar. Sejak 1995 ia banyak terlibat dalam pameran bersama.