SEABAD: Puputan Badung 20 SEPTEMBER 1906. (Sumber: Creese, Dharmaputra, Nordholt, seabad Puputan Badung)
DENPASAR, Balipolitika.com- Akademisi Universitas Udayana, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa menyempatkan diri untuk berbagi literasinya, mengenang sejarah seabad Puputan Badung sebagai kemenangan moral rakyat Bali, kepada redaksi Balipolitika.com, pada Sabtu 21 September 2024.
Hari Pertama : 14 September 1906
Pada hari ini pukul 7 pagi, semua pasukan Belanda mendarat di Pantai Sanur, dan saat itu juga seluruh Desa Sanur, Intaran, Sindu dan Delod Peken menyatakan takluk kepada Belanda.
Kemudian, Belanda membangun bivak ( perkemahan pasukan) di pekarangan rumah orang Cina bernama Nyo Tok Swie dan Tjhoon.
Raja Badung merespon pendaratan ini dengan menyiarkan maklumat kepada seluruh rakyat Badung bahwa tidak boleh menyerang terlebih dahulu, sebaliknya harus melawan jika pasukan Belanda menyerang terlebih dahulu.
Hari Kedua : 15 September 1906
Pada hari ini, pukul 7.30, Raja Badung mengirim pasukan Sikep Badung berkekuatan 1000 orang di bawah pimpinan 7 manca (Jero Pecal, Jero Kaleran Kawanan, Jero Kaleran Kanginan, Jero Kawan Jambe, Jero Oka dan Jero Dangin) menyerang Desa Sanur, terjadi pertempuran besar yang berakhir dengan dipatahkannya serangan prajurit Sikep Badung.
Dengan kekalahan ini, maka Desa Renon, Suwung dan Sidakarya menyatakan takluk kepada Belanda.
Hari Ketiga : 16 September 1906
Pada hari ini, pukul 8.00 pagi hari, Raja Badung menyiapsiagakan 1000 prajurit Sikep di Desa Panjer, dan Raja Badung sendiri memimpin pasukan Sikep sebanyak 2000 orang di Desa Kesiman.
Pasukan Sikep berkekuatan 1000 orang di bawah komando 7 manca di atas diperintahkan menyerang kembali Desa Sanur, sehingga terjadi perang dashyat di sekitar Desa Panjer.
Sekali pagi, pasukan Sikep Badung kalah, sehingga Desa Panjer, Sesetan, Bekul dan Pedungan ditaklukkan oleh Belanda.
Hari Keempat : 17 September 1906
Pada hari ini tidak ada pertempuran, namun banyak terjadi kekacauan di pihak Kerajaan Badung, terutama akibat rasa ketakutan yang besar dan pengkhianatan akibat ketidakpuasan dan pembangkangan.
Peristiwa besar hari ini adalah, menjelang malam, Manca Kesiman, I Gusti Ngurah Mayun, mati terbunuh oleh seorang Pedanda, Ida Wayan Meregog, yang sebenarnya penasehat manca sendiri, karena manca menjalankan perintah Raja Badung untuk merampas harta setiap orang yang tidak setia kepada Raja Badung.
Brahmana ini akhirnya dibunuh oleh warga Kesiman keesokan paginya.
Setelah ditemukan bersembunyi pada sebuah sumur dalam Puri.
Hari Kelima : 18 September 1906
Hari ini tidak ada pertempuran, namun pasukan Belanda terus menembakkan Meriam ke posisi Puri Denpasar dan sekitarnya.
Hari Keenam : 19 September 1906
Pada hari ini, pukul 7.00, pasukan Belanda berangkat dari Sanur menuju ke Desa Tangtu Kesiman, disini terjadi pertempuran dashyat, pasukan Sikep Badung akhirnya kalah lalu mengundurkan diri dari Kesiman.
Pada pukul 12.00, pasukan Belanda berhasil memasuki Puri Kesiman yang sudah kosong.
Hari Ketujuh : 20 September 1906
Pasukan Belanda berangkat pukul 7.00 dari Puri Kesiman menuju Puri Denpasar, dimana disana Raja Badung sudah bersiap siap sejak pagi menunggu kedatangan pasukan Belanda.
Perang mulai terjadi saat pasukan Belanda berada di dekat Kaliungu, kemudian pada pukul 11.00 pasukan Belanda berhasil memasuki desa Taensiat, pertempuran semakin sengit, selama 90 menit, akhirnya Raja Badung dan pasukan Sikep gugur di jalan depan Pura Satria, inilah peristiwa Puputan Badung yang pertama!
Pada pukul 14.00 serangan dilanjutkan ke Puri Pemecutan yang terletak di sebelah barat Tukad Badung, pertempuran berlangsung dengan sengit selama 60 menit, dimana akhirnya Ide Cokorda Pemecutan X, Raja Pemecutan gugur bersama para prajurit SIkep yang setia.
Peristiwa ini terjadi di depan Puri Pemecutan, ini yang disebut dengan Puputan Badung yang kedua, sekaligus menandai berakhirnya kemerdekaan Kerajaan Badung!
Total yang gugur dalam pertempuran besar ini ada sekitar 1200 orang, laki perempuan, tua muda, bahkan anak-anak, dimana sekitar 800 orang di Puri Denpasar dan 400 orang di Puri Pemecutan. (bp/gk)