UPAKARA: Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta hadir saat Karya Ngenteg Linggih dan Ngusaba Desa serta Ngusaba Nini di Pura Kahyangan Desa adat Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan.
TABANAN, Balipolitika.com- Program bantuan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta yang disalurkan kepada masyarakat merupakan upaya konkrit dalam melestarikan adat, agama, seni dan budaya tidak hanya terfokus terhadap pembangunan infrastruktur sebagai utilitas penunjang adat dan keagamaan tetapi juga disalurkan terhadap penunjang pelaksanaan upacara-upacara keagamaan yang utama dijalankan dan dilaksanakan masyarakat.
Tidak hanya di wilayah Kabupaten Badung, bantuan juga diberikan untuk seluruh kegiatan upacara yang ada di wilayah Bali dan Nusantara.
Wujud keseriusan serta perhatian Bupati Giri Prasta tersebut dan juga ikut ngastiti bakti kepada Sesuhunan dan Ida Betara, ditunjukkan dengan menyerahkan bantuan dana secara simbolis sebesar Rp1,7 miliar melalui anggaran perubahan APBD Kabupaten Badung Tahun 2024 untuk pelaksanaan Karya Ngenteg Linggih, Mapedudusan Agung, Mapeselang Menawa Ratna, Tawur Balik Sumpah Utama, Mapedanan dan Ngusaba Desa serta Ngusaba Nini di Pura Kahyangan Desa adat Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan, Kamis 12 September 2024.
Selanjutnya Bupati Giri Prasta juga memberikan bantuan motivasi dana punia pribadi kepada Sekaa Gong Wanita sebesar Rp10 juta, Sekaa Angklung sebesar Rp5 juta, Penari sebesar Rp3 juta, Pemangku Pura Kahyangan sebesar Rp5 juta dan Pecalang sebesar Rp5 juta.
Turut Hadir pada acara tersebut anggota DPR RI I Made Urip, anggota DPRD Kab. Tabanan I Gede Oka Winaya, Perbekel Desa Tua I Wayan Budiarta Putra tokoh dan krama Desa Adat Cau, Marga, Tabanan.
“Dengan bantuan ini, krama bisa mempergunakan dengan sebaiknya untuk pelaksanaan karya, kalau memungkinkan dibuatkan aplikasinya, semoga karya nemu kerahayuan labda karya sida sidaning don, sagilik saguluk, tata tentrem kerta raharja,” ujar Bupati Giri Prasta dalam sambutannya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa, dirinya menerapkan konsep tanam tuwuh, menanam benih-benih peradaban, dengan mengedepankan kesadaran kolektif tentang pentingnya kolaborasi dalam membangun dan merawat serta pelestarian utilitas sarana aktivitas penunjang pelestarian budaya Bali termasuk SDM nya secara berkelanjutan.
“Saya apresiasi dan ucapkan terima kasih kepada krama adat disini yang bersatu dan memiliki semangat gotong royong dalam membangun dan melaksanakan karya yang utama, dan ini perlu dibuatkan prasasti karena kita telah membuatkan legacy untuk generasi penerus sehingga kedepan mereka hanya berfikir untuk memenuhi sisi ekonominya sendiri. Desa Cau boleh maju tetapi dengan kemajuan Desa Cau jangan sampai menggerus akar adat, agama, seni dan budaya,” tutupnya.
Bendesa Adat Cau I Wayan Suwitanaya menjelaskan bahwa Puncak Karya di Pura Kahyangan tersebut telah dilaksanakan pada hari Rabu, 11 September 2024 dengan persatuan dan semangat krama Desa Adat Cau.
“Atas nama pribadi dan krama Desa Adat Cau, saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, saya merasa bangga dengan hadirnya Bapak Bupati Badung dan para tokoh ngaturan bakti di Pura Kahyangan Desa Adat Cau, Marga serta dukungan dan bantuan yang diberikan sehingga karya bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan,” jelasnya.(bp/luc/ken)