Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Agama

Tumpek Wayang, Pemkot Denpasar Gelar Persembahyangan

Pura Agung Lokanatha

TUMPEK WAYANG: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Forkopimda Denpasar, kepala OPD Pemkot Denpasar, serta Ketua PHDI Denpasar, I Made Arka dalam pelaksanaan persembahyangan Hari Tumpek Wayang.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Persembahyangan bersama serangkaian Hari Tumpek Wayang dilaksanakan Pemkot Denpasar, Sabtu 22 Juni 2024 di Pura Agung Lokanatha, Denpasar.

Persembahyangan bersama ini dihadiri langsung Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Forkopimda Denpasar, kepala OPD Pemkot Denpasar, serta Ketua PHDI Denpasar, I Made Arka.

Rangkaian upacara diawali dengan sesolahan Wayang Lemah dari Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kota Denpasar, yang diiringi suara kekidungan dari Sekehe Santi TPLAH Denpasar. Upacara yang dipuput Ida Pedanda Gede Ngurah Telaga, ini pun berlangsung khidmat.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, Hari Tumpek Wayang adalah hari istimewa dalam kalender Bali yang ditandai dengan persembahyangan khusus untuk memuja wayang, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan penghormatan.

“Pemerintah Kota Denpasar menggelar persembahyangan bersama ini untuk memperingati dan merayakan nilai-nilai budaya dan spiritual dalam masyarakat Bali,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, Wayang dalam tradisi Bali dianggap sebagai media yang sakral dan dihuni oleh roh atau energi spiritual. Hari Tumpek Wayang adalah momen untuk memberikan penghormatan kepada Dewa yang melindungi dan menginspirasi para seniman wayang.

Perayaan ini juga mencerminkan komitmen untuk memelihara dan melestarikan warisan budaya Bali, termasuk seni wayang yang kaya akan cerita dan nilai-nilai moral.

Wayang tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai instrumen untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat. Perayaan ini mengajarkan nilai-nilai seperti persatuan, saling menghormati, dan kerjasama.

Upacara Tumpek Wayang memberikan kesempatan untuk membersihkan dan memurnikan diri secara spiritual, baik bagi para pengrajin wayang maupun bagi mereka yang mempersembahkan doa dan penghormatan.

“Dengan demikian, Hari Tumpek Wayang tidak hanya sebagai perayaan kebudayaan, tetapi juga memiliki kedalaman filosofis yang mengajarkan nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal yang kaya,” ujarnya.(bp/luc) 

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!