Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Isu Kotak Kosong Goyang Pilgub Bali 2024, Gus Adhi: Lawan!

WARNA-WARNI PILKADA BALI 2024: Fenomena isu kotak kosong mulai bergema pasca dilakukannya Konsolidasi Koalisi Partai Pilkada Provinsi Bali 2024. (Kiri) Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Golkar, akrab disapa Gus Adhi. (Ilustrasi/Gung Kris)

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Menanggapi ramainya isu beredar di masyarakat terkait adanya potensi Pasangan Calon (Paslon) tunggal pada Pilgub Bali 2024, sengaja digoreng sejumlah pihak untuk menggiring fenomena kotak kosong jelang kontestasi, poltisi Partai Golkar, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi menilai hal tersebut tentu saja mengkhawatirkan.

Menurutnya, isu Paslon tunggal melawan kotak kosong di Pilgub Bali 2024 sengaja dihembuskan untuk menggiring opini publik, terlebih kemunculannya secara spontan pasca digelarnya Konsolidasi Koalisi Partai Pilkada Provinsi Bali 2024 yang menghasilkan kesepakatan 11 Partai Politik (Parpol) di Bali untuk mengusung duet Mantra-Mulia maju sebagai Paslon Cagub dan Cawagub, menjadi sebuah pertanda datangnya ancaman dalam proses menunggu hasil penetapan oleh pusat.

“Bagi saya, jika memang isu (kotak kosong, red) itu benar adanya, tentu itu menjadi gerakan politik yang menurunkan kualitas demokrasi di Bali. Terlepas politik itu menghalalkan segala cara, bagi saya gerakan itu menjadi sinyal yang mengganggu proses pemilihan calon pemimpin, memang sengaja dikemas agar masyarakat tidak memiliki alternatif pilihan lain,” jelas Gus Adhi kepada wartawan Balipolitika.com, pada Minggu, 26 Mei 2024.

Gus Adhi menambahkan, pada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) esensi dari sebuah proses demokrasi justru dengan kehadiran alternatif pilihan yang dapat dipilih oleh masyarakat, ada dialog dan komunikasi aktif terjalin sebagai pondasi dasar demokrasi yang memungkinkan pilihan calon beragam bagi masyarakat.

Namun, isu yang dimaksud terkait potensi Paslon tunggal melawan kotak kosong di Pilgub Bali 2024, justru akan semakin menggerus pondasi tersebut dan secara perlahan akan menciderai proses demokrasi di Bali, masyarakat dipaksa dan sengaja digiring untuk memilih calon yang jelas bukan pilihannya.

“Ironis sekali, ya kalau masyarakat memang menginginkan perubahan? Ada intervensi kekuasaan disitu karena mereka yang bermain tujuannya hanya ingin menang. Potensi kecurangannya pun besar, money politics (politik uang, red) bisa saja terjadi, hal ini menunjukan betapa rendahnya proses demokrasi di Bali. Kalau saya pribadi tidak ada kata lain, ya lawan!” Tegasnya.

Ia berharap fenomena Pilkada Kotak Kosong 2024 ini bisa dicegah, harus ada calon-calon yang diusung Parpol di Bali yang benar-benar lahir dari aspirasi masyarakat untuk menyehatkan demokrasi sekaligus menepis stigma bahwa Bali krisis calon pemimpin.

“Sedih tiang (saya, red) melihat kenyataannya harus masyarakat lagi menjadi korban, padahal mereka hanya ingin adanya perubahan. Kalau dari mereka tidak ada yang mau (maju sebagai calon, red) bertarung, terus terang tiang siap jika ada arahan partai (golkar, red), tiang pasti all out. Jangan ada lagi kotak kosong di Pilkada Bali 2024 ini, itu harapan tiang,” tutupnya. (bp/gk)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!