Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Lolos Tanpa Bansos, Satria Andalkan Sentuhan dari Hati ke Hati

PERIODE KELIMA: Sosok politisi kawakan I Nyoman Satria, S.Sos., M.Si. yang meniti karier dari bawah, yakni sebagai Ketua Ranting PDI Perjuangan Desa Mengwi 1997-2002 dan 2002-2005. Tampak ia mengawal paket Giriasa periode pertama saat tes kesehatan dilakukan 2014 silam.

 

BADUNG, Balipolitika.com- Kiprah politisi kawakan I Nyoman Satria, S.Sos., M.Si. di parlemen Bumi Keris, Badung dipastikan berlanjut. 

Meski raihan suara politisi PDI Perjuangan asal Banjar Alangkajeng, Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung itu terjun bebas di Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 diduga dipicu dinamika internal parpol, I Nyoman Satria membuktikkan kapasitasnya.

Sebagaimana diketahui, pada Pileg 2019, politisi kawakan berusia 59 tahun itu mendulang suara tertinggi di Kabupaten Badung dengan capaian 21.190 suara. 

Menarik dicatat, meski harus menelan pil pahit akibat penurunan suara yang sangat tajam di Pileg 2024, I Nyoman Satria tetap lolos untuk kelima kalinya ke DPRD Badung berbekal 5.965 suara alias berkurang 15.225 dibandingkan kontestasi politik 5 tahun silam.

Suara merosot tajam, I Nyoman Satria sama sekali tak gentar. Diwawancarai Sabtu, 17 Februari 2024, Ketua Ranting PDI Perjuangan Desa Mengwi 1997-2002 dan 2002-2005 itu mengaku terharu dengan masyarakat Mengwi yang tidak bergeser memilih dirinya meskipun kini berstatus politisi “kering bansos”.

Bendahara Antar Waktu Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Badung periode 2010-2015 sekaligus Wakil Ketua Bidang Sumber Daya dan Dana Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Badung periode 2010-2015 itu mengaku bersyukur masih diberikan kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat Badung, khususnya Kecamatan Mengwi.

“Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Saya bekerja atas petunjuk dari induk partai. Tidak hanya mengandalkan hibah dan bansos, tapi lebih mengutamakan turun ke bawah untuk bertemu dan membantu masyarakat yang membutuhkan. Saya berjuang bersama PDI Perjuangan di DPRD Badung sejak tahun 1999. Lolos Pemilu Legislatif 2024 ini periode ke-5 saya duduk di DPRD Badung. Meski tanpa bansos saya tetap lolos barangkali karena dinilai senior dan dibekali pengalaman yang cukup panjang sehingga mungkin masyarakat banyak yang merasa terbantu karena kehadiran saya,” ucap I Nyoman Satria merendah.

Membantu memfasilitasi dan memperjuangkan aspirasi masyarakat secara tulus ikhlas tanpa pamrih dalam rentang 20 tahun duduk sebagai wakil rakyat ungkap I Nyoman Satria menjadi investasi nyata saat dirinya tak kecipratan bansos sejak tahun 2022 lalu.

Selain investasi tersebut, terangnya berbuat baik sesuai ajaran Hindu Tri Kaya Parisudha, yakni terkait pikiran, perkataan, dan perbuatan merupakan salah satu pisau bedah yang digunakan masyarakat untuk menilai seorang figur legislator.

“Saya selalu menganut ajaran Tri Kaya Parisudha. Apa yang saya pikirkan itulah ucapan saya. Apa ucapan saya itulah tindakan saya. Jadi antara pikiran, perkataan, dan perbuatan satu. Ini sebagai dasar sehingga bisa panjang nafas saya di DPRD Badung; sehingga bisa 5 periode menjadi anggota dewan. Tidak boleh bohong, tidak boleh mengolok-olok, harus apa adanya,” beber alumnus Program Pascasarjana, Magister Ilmu Administrasi Publik Universitas Negeri Jember Jawa Timur 2002-2004 itu.

I Nyoman Satria merasa bersyukur militansi para pendukungnya selama 20 tahun bersama masih tersisa dan melekat.

“Mereka tidak mau diberikan sesuatu karena mungkin merasa hutang budi kepada saya selama menjadi wakil rakyat. Menghadapi Pemilu 2024, saya bergerak intens di bulan-bulan terakhir.

Intensifnya kira-kira 5-6 bulan terakhir. Namun, yang reguler dalam kapasitas saya sebagai wakil rakyat terus intens tanpa putus-putus. Menyongsong Pileg 2024 ini saya bergerak tanpa bansos APBD Perubahan tahun 2022, Rp0 rupiah; APBD Induk tahun 2023 Rp0 rupiah, APBD Perubahan tahun 2023 Rp0 rupiah, APBD Induk tahun 2024 Rp0 rupiah. 4 kali APBD tanpa hibah,” ungkap I Nyoman Satria.

Karena tanpa suntikan hibah, I Nyoman Satria mengaku tak sedikit para pendukungnya yang beralih ke caleg lain karena lebih memilih “sentuhan” jangka pendek.

Menyikapi hal tersebut, ayah 3 orang anak yang tercatat mengenyam pendidikan dasar di SD Negeri Mengwi (1971-1977), SMP Negeri Mengwi (1977-1981), dan SMA Negeri Mengwi (1981-1984) mengaku tidak down sama sekali serta memberikan kebebasan berekspresi kepada masyarakat.

“Kalau dari laporan masing-masing tim yang masih militan dengan saya . mereka mendata angka calon pemilih sebanyak 8.200. Dalam perjalanan angka itu hilang karena mungkin mereka melihat kepentingan jangka pendek. Akhirnya sekitar 2.200 hilang. Walaupun hilang dari data alias tidak sesuai target, astungkara saya tetap lolos sebagai anggota DPRD Badung 2024-2029 berdasarkan data sementara dari tim saya,” urai suami Ni Luh Made Kantiasih itu.

Tanpa hibah bansos, namun tetap lolos, I Nyoman Satria menekankan bahwa sangat banyak masyarakat yang masih memiliki hati nurani dalam menentukan aspirasi politiknya.

Seorang politisi bisa lolos menjadi wakil rakyat terangnya murni bergantung sosok individu seseorang.

Buktinya, tak sedikit pula politisi yang menjadi perpanjangan eksekutif untuk menyalurkan bansos milik eksekutif, tapi bertumbangan di Pemilu 2024.

“Hibah bansos bukan satu-satunya penopang suara. Intinya yang penting kita hadir untuk masyarakat tanpa iming-iming apapun; tidak hanya hadir 5 tahun sekali saat pemilu,” tegas eks Operator Import Supplier Wilayah Indonesia B2 Co. Ltd kObe city Japan, Tahun 1998; Komisaris PT. Balioky-International Cargo, Direktur Utama PT. Bali White House Properties, dan Direktur CV. Boy Dua Bali Makmur, Garment & Manufacture, The Owner Bali Green House itu. (bp/ken)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!