Ketukan Hati
misal agar kau paham dan
siaga dari pintu keinginan yang
semakin menutupi hatimu, maka
kubuatkan ketukan seperti
kentungan yang selalu memberi arti
di setiap bunyinya sebagai berikut:
ketukan 1-1-1
cintamu telah layu; dan/atau
mungkin aku telah mati di hatimu
ketukan 2-2-2
cintamu telah dicuri; dan/atau
mungkin aku telah menangkap pencuri hatimu
ketukan 3-3-3
cintamu telah terbakar; dan/atau
mungkin aku telah melihat api di hatimu
ketukan 4-4-4
cintamu telah meluap; dan/atau
mungkin aku telah melampaui hatimu
ketukan 5-5-5
cintamu telah lenyap; dan/atau
mungkin aku telah kehilangan hatimu
ketukan 6-6-6
cintamu telah nyaman serta aman; dan/atau
mungkin aku telah menjadi pilihan hatimu
demikian sekiranya menjadikan
maklum serta penuh sukacita
bersama dalam lindungan cinta kasih
Semarang, 2024
Tubuh dan Darah Puisi
tubuhmu kepingan puisi
yang menyusun jalan kata,
kebenaran ekaristi; dan
buah roh yang hidup
dari kepala yang memar
disesah duri kata berulang kali
darahmu percikan puisi
yang menjernihkan pekat kata,
kesahihan sakramen; dan
hati yang tak beragi
dari lambung yang koyak moyak
ditikam tombak kata berkali-kali
Semarang, 2024
Pos Ronda
kunyalakan malam sembari
menikmati seduhan kopi pahitmu
di bawah temaram pos ronda
yang sengaja kau siapkan
untuk menjaga kantukku
menyergap seluruh letih
hari-hari napasku; menemani
bulan yang sering kali gigil
menyelimuti aliran darahku
di mana malam acap kali memberi
tanya dari bidak hitam putih
mengiringi langkah menyusuri
jalan yang tak setia pada jalurnya
sampai kupastikan embun
menetes jernih di tubuh pagi
sebelum matahari menyeduhnya
menjadi uap harum semangat
Semarang, 2024
Semisal Pohon
semisal pohon
kau adalah daun
yang rindang
meneduhkan ingatan,
sebelum ranting
mematahkanmu dari
embusan angin
Semarang, 2024
BIODATA
Herlambang Kusuma Wardana, lahir di Klaten, April 1978. Sekarang tinggal di Semarang. Puisinya dimuat di Kompas, Suara Merdeka, Harian Bangka Pos dan lainnya; juga di beberapa antologi puisi bersama. Buku kumpulan puisinya yang telah terbit Kata-Kata Tumbuh di Pagi yang Ranum (2022).