SIMAKRAMA: Simulasi pencoblosan oleh Relawan Bala Ganjar bertajuk Pemantapan Pemenangan Ganjar-Mahfud di Kota Denpasar yang dihadiri oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali I Gusti Ngurah Jaya Negara di kediaman I Nyoman Gde “Ponglik” Sudiantara, Jumat, 27 Januari 2024 malam.
DENPASAR, Balipolitika.com- Komandan Bala Ganjar, I Nyoman Gde “Ponglik” Sudiantara menggelar simulasi pencoblosan Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di kediamannya, Jumat, 27 Januari 2024 malam.
Simulasi pencoblosan yang dirangkai dengan simakrama bertajuk Pemantapan Pemenangan Ganjar-Mahfud di Kota Denpasar itu dihadiri oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali I Gusti Ngurah Jaya Negara, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, calon legislatif (caleg) tingkat II (DPRD Denpasar), caleg tingkat I (DPRD Provinsi Bali), dan anggota DPRD Bali yang kini berstatus caleg DPR RI Dapil Bali dari PDIP I Gusti Putu Budiarta, serta para sesepuh moncong putih Denpasar plus ratusan simpatisan parpol berlambang kepala banteng.
“Saya selaku tuan rumah sangat berharap walaupun tidak di struktur, tapi jiwa raga kita tetap bersama PDI Perjuangan. Harapan kita tentu Ganjar-Mahfud menang di Pilpres 2024 ini. Simakrama ini bertujuan menyosialisasikan paslon Ganjar-Mahfud nomor urut 3. Jangan sampai grassroots memilih calon legislatif dari PDI Perjuangan, tapi mengabaikan capres-cawapres kita,” ungkap I Nyoman Gde “Ponglik” Sudiantara menyampaikan pemaparan yang mencuri perhatian audiens.
Advokat senior yang kini mengemban amanat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kongres Advokat Indonesia (DPD KAI) Provinsi Bali itu menyebut sejatinya sangat mudah “menjual” alias menyosialisasikan Ganjar-Mahfud MD becermin dari rekam jejak alias track record keduanya.
Namun, dinamika politik nasional dinilai telah memframing bahwa paslon nomor urut 03 tersebut diposisikan underdog alias tidak diunggulkan dengan berbagai cara.
I Nyoman Gde “Ponglik” Sudiantara menilai upaya-upaya itu merupakan “intimidasi” agar masyarakat Indonesia, khususnya di Bali yang merupakan basis PDI Perjuangan beralih ke paslon lainnya.
“Mohon calon pemilih PDI Perjuangan memahami hal ini dan jangan takut diintimidasi. Kader-kader dan simpatisan PDI Perjuangan tidak boleh gentar. Kita sudah lulus ujian berada pada posisi underdog di masa-masa lalu. Jadi jangan takut diintimidasi. Masyarakat Bali sudah cerdas. Semua sudah dalam genggaman. Jangan takut mencoblos Ganjar-Mahfud,” ajaknya.
Menariknya, I Nyoman Gde “Ponglik” Sudiantara juga mengungkapkan data bahwa di Bali terdapat “jurang” yang cukup menganga antara calon pemilih caleg PDIP dan capres-cawapres PDIP, yakni mencapai 6-11 persen.
“Di Bali, calon pemilih legislatif spare dengan capres-cawapres 6 hingga 11 persen. Masyarakat harus paham bahwa capres-cawapres nomor 3 adalah yang terbaik, walaupun tidak gemoy, tapi kemampuan intelektual dan rekam jejaknya paling bagus. Ini adalah harapan saya yang terbesar di 14 Februari 2024 nanti. Tidak ada yang lain, kita harus memilih Ganjar-Mahfud,” pesan I Nyoman Gde “Ponglik” Sudiantara disambut pekikan ratusan audiens. (bp)