Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Puisi

Puisi-Puisi Budi Wahyono

Ilustrasi: Ignatius Darmawan

 

Kencan Pertamamu Pasar Bulu

Pasar Bulu tempat kita kencan pertama
resah membubung kerepotan gema
riuh pedagang bersahut transaksi melambat pergi
aku lupa kita dulu pura-pura menawar barang apa
yang lebih penting harum dandananmu
kutangkap pilu menguar sempurna

lalu kita berjuang menyeberang
menghalau angkutan daihatsu berebut tuju
Simpanglima, berganti gemuruh pasar Johar
menembus gang menimang alat-alat elektronik untuk senam
seperti lengang wanita kebanyakan, kau pun meruncingkan alur
demikian: menawar harga, mengecutkan muka
dan untung melupakan subur pantatmu untuk
mata usil mereka

waktu menggerus demikian cepat
jarum jam menyapa tak boleh terlambat
dengus kita melompat pilu dalam rekaman daihatsu
sementara sopir berkeliaran membujuk calon penumpang
kita berdua seharmonis dalam kubang!

Pasar Johar, 2023

 

Penyair yang Menggamit Kelebat Puisi

sudahkah derap larik puisi
menggamit pintu rasuk jalan setiamu?
kulirik ia masih mengatup sendu
bersaing dengan geliat pucat purnama di langitmu
berlepotan dalam kecipak arung dandan

suasana kafe serasa lubang pistol menyibak riap
para pengunjung diam-diam sepakat tiarap
dan kau yang terus kurekam dalam sejarah catatan
lebih tergiur mencaplok sederet penganan

kancingkan jaket tebalmu penyair
tak musti saban hari di meja tua tergeletak narasi retak
mari pulang, istirahat lebih bijak untuk melawan
timbunan lelah pengundang kuman
(biarlah kau relakan letup puisi mampir
di rumah lain penyair
ayolah pulang, nanti, kalau kau nyelonong ke kamar); puluhan puisi telah
menjadi tumpukan bantal menanar.

Semarang, 2023

 

Gemuruh Getar Pasar Beringharjo

becak lawas beringharjo sudah tidak semesra dulu
saat aku merancang sugesti gemerlap bulan madu
kayuhan kaki berjingkat menaklukkan alun-alun selatan
tak berurusan mripat nakalku yang mencuri pipimu

kita sudah tua, akhirnya – demikian kau ungkapkan
tetapi getaran pori-pori yang diaduk rasa
tak bisa dipungkiri sedari rasa semula
gemetar aku mengalungkan tangan di punggungmu
sentuhan cinta terasa menaiki tangga

di lantai dua pasar Beringharjo – kebersamaan kita bagikan
pada jajaran pedagang pakaian
naik becak kembali kubayangkan lagi
hangat liuk tubuhmu bergetar terbawa
dan menggoda menyembul di bulir senja.

Jogja, 2023

 

Menelusuri Lorong Pasar Sukawati

sekuntum senyum anggunmu mengalahkan
fasih renyah bicara pedagang di lorong-lorong wangi
Pasar Sukawati
berkali-kali menawar- pedagang daster terasa mengejar
menyembul dari lorong barat, ketemu di lorong timur
mereguk akur
ayo Bli! Gurauku pada pedagang lukisan yang paham aliran
nama I Wayan Suja dan I Gusti Nyoman Lempad ia tambat
mengingatkan museum yang kemarin kutangkap harum

di ujung belakang, masih belahan ramai Pasar Sukawati
yang menggaung kecipak warna sunyi
mata binarmu berbincang lukisan
seolah tersipu bakal ketahuan gelombang apresiasimu

di parkiran depan; selongsong pengumuman dilontarkan
jaga ketat mripat kawan-kawan yang
sejak tadi merisaukan.

Bali, Desember 2023

 

Serampung Senja di Payangan

senja kencang berdendang menyahut
tuah akar pohon rindang
pasar selepas tutup kurasa sayup
sate ayam, sate kambing, sate babi, sate apalagi
kobaran meriah arang siap menggarang letup hati
mengetuk-ketuk geliat lapar perutmu sendiri

sembari memesan teh tawar
pengunjung dari lipatan penjuru berbincang
bahasa osing terdengar menggerak telinga
hai! kau sekarang di mana? Seruakku tetiba
sepotong nama kawan mendadak meronta
selembar peta di layar hape kembali kubentang
wajah tuamu yang dulu pernah berkabar
sepertinya di sini, di lilitan kampung ini
di belukar jauh dari Denpasar, kelakarmu
peta semakin bisu- semakin aku tidak menemu
sedang keponakan di Semarang yang pernah kutanya
mendesah sudah lama pakdhe tak berkabar berita
senja serasa rampung- mimpi bertemu kami terpaksa
kugulung.

Bali, Desember 2023

 

BIODATA

Budi Wahyono lahir di kota Wonogiri, Jawa Tengah. Tulisannya tersebar di banyak media, baik berupa puisi, cerpen, novelet, esai, kolom, resensi dan laporan. Beberapa kali memenangi lomba menulis puisi tingkat lokal maupun nasional. Menulis juga dalam bentuk sastra Jawa. Buku puisinya adalah Segar Keringat Melimpah Berkah (2020), Musim Salju di Wonogirimu (2022).

Ignatius Darmawan adalah lulusan Antropologi, Fakultas Sastra (kini FIB), Universitas Udayana, Bali. Sejak mahasiswa ia rajin menulis artikel dan mengadakan riset kecil-kecilan. Selain itu, ia gemar melukis dengan medium cat air. FB: Darmo Aja.

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!