Ilustrasi: Ni Putu Sunindrani
ALINA SUKESI
Dalam Kitab Mimpimu
: Kepada Ahmad Yulden Erwin
Kau masih di sini
Menafsir bunyi
Menangkap gema
Yang terpantul dari pasu bunga
Dalam kitab mimpimu
Mata dan cahaya adalah sepasang kekasih
Apa jadinya bila suatu hari mata itu menutup
Seperti angin
Kau ingin mencari jalan lain
Ketika sebuah pintu tertutup
Pada lempung puisimu
Kau memberi tanda
Bahwa di sana
Selamanya kau akan terjaga
Madiun, 2024
Lingkaran
Seumpama kita lingkaran
Tanpa sudut-sudut untuk menepi
Tidakkah kau merasa lelah
Harus berjalan sepanjang hari
Seumpama kita lingkaran
Tanpa sisi-sisi untuk berdiri
Adakah tiang penyangga badan
Menopang tubuh payah sekali
Seumpama kita lingkaran
Terbentuk dari lengkungan sedih
Akan kutanyakan kepada malam
Bagaimana gelap ia lalui
Madiun, 2024
BETI NOVIANTI:
Kakek Tua Yang Hampir Terkena Dimensia
sesaat ingatannya kembali ke masa silam
Masa yang membuatnya peka pada nada-nada
Kecemasan muncul seperti mimpi buruk
yang selalu membuatnya terjaga di tengah malam
Terasa menyakitkan dan menguras tenaga
Ia tak ingin kehilangan jalan itu
Mata yang kabur
Membunyikan nada yang salah di tengah pertunjukan
Semua itu sangat mengganggunya
Ia memainkan oboenya tanpa kecemasan
Orang-orang terhibur
lalu teman-temannya mengiringi
Seketika waktu kembali, menghentikan tatapan
Meminta semuanya pergi
Dan mimpi yang terlanjur ia yakini
tak pernah ada pada malam-malam panjang
Izanagi dan Izanami
Ame no nuhoko, permulaan yang mengagumkan,
untuk mengaduk lautan, lalu menarik tombak
meneteskan kisah.
menghadirkan cerita dari berjuta kekosongan.
Onogoro-shima, yang menjadi saksi cinta juga kepedihan.
Apakah telah ditangguhkan kegundahan itu dengan keyakinan?
Lalu membangun pilar surga, wujud cinta mereka.
tapi sisa kepiluan itu telah hanyut di lautan.
Sebelum kisah-kisah yang lain lahir, kita menghitung satu-persatu perjalanan yang gagal.
tapi cinta tak pernah terhitung.
Awaji, Iyo, Ogi, Tsukushi, Iki, Tsushima, Sado dan Yamoto,
bukti bahwa cinta adalah bagian dari keabadian.
Walaupun perjalanan perihal datang dan meninggalkan.
Episode 13 (Beethoven Virus)
Seorang perempuan tiba-tiba kehilangan pendengaran
ia tidak mengerti apakah cintanya juga hilang
Waktu datang, menginjak angka pada jam dinding
Suara alarm telah diubah menjadi kesunyian
Pagi terlambat, matahari tersesat
Lalu kemanakah perginya dunia
Apakah pada handphone
Saat ia berdering
Atau photo-photo dengan filter
jawaban-jawaban menyisakan beribu cerita
semua pertanyaan serasa kutukan
akankah latihan orkestra dibatalkan hari ini?
Lalu menuju rumah sakit?
—————–
DENOK AYU UNI AISANDI:
Bekasi dan Hujan Awal Juli
hari ini ia datang menyerupa rindu
perciknya lalu lalang sepanjang hari
memecah sunyi, menggeliat
di lubang istirahat
nyaman ini mungkin sarang,
dibangun sejak musim kemarau kemarin
mimpi panjang di liang-liang usang
dari nada tentram pengantar tidur
yang diputar lebih awal
bersama dingin
menyelimuti kulit kering
pejuang target
beringsut sejenak dari bilangan
yang menempel dan berputar-putar
sepanjang malam
Bekasi, 7 Juli 2024
Bulan KO di Bekasi
malam ini mungkin
terjemahan harapan paling indah
di bawah tugu angin ribut yang
kalang kabut mencari guling dan selimut
alamak! Bekasi cantik sekali
saat termometer ketiaknya berhenti
di 24 derajat celcius
kupuja-puja
biar lupa matahari
yang menjadikanya kejam
dan sedikit kusam
ibu-ibu hampir senja di kebun kangkung
kuli-kuli kekar yang sedikit ngopi, sedikit kerja,
sedikit juga upahnya
mama-mama muda yang melahap angin jalanan
dengan otak kosong
semua juri satu suara, setuju
Bekasi cantik sekali malam ini
bulan kalah telak
beringsut malu di balik mendung
Bekasi, 30 Juni 2024
Polinasi
kumbang, kupu, kunang sepakat
menerima bantuan cuaca berangin, mufakat
menyerbuki putik-putik perawan,
supaya mekar menunggu hujan
kunasehati angin, agar
tidak melarang awan hitam
saling bercumbu di atas sana,
menjaring amin yang
dicipta di awal mula
sebab bunga adalah kekasih tabah,
menanti rintik-
rintik cinta, lahir dari langit-
langit yang digagahi gelap,
memaksa waktu, menumpahkan rindu,
pada matahari yang menjadikannya ada
Bekasi, 27 Juni 2024
BIODATA
Alina Sukesi, lahir dan tinggal di Madiun, Jawa Timur. Menulis puisi, cerpen, dan geguritan. Karya-karyanya telah dimuat di berbagai media cetak, online, dan antologi. Di antaranya, Koran Tempo, Pikiran Rakyat, Nusa Bali, Bali Post, Sinar Indonesia Baru, Harian Rakyat Sultra, Solo Pos, Republika, Suara Merdeka, Tabloid Target, juga pernah dimuat di Suara Sarawak (Malaysia), dll. Instagram: mawarjingga. Facebook: Alina Sukesi
Beti Novianti, lahir di Ipuh dan tinggal di Mukomuko, Bengkulu. Lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Puisi-puisinya tersebar di berbagai media dan tergabung dalam antologi puisi bersama. Terpilih sebagai 10 puisi terbaik dalam lomba cipta puisi yang diadakan oleh Dirjen GTK Kemendikbud. Kini menjadi pengajar di sebuah sekolah menengah kejuruan di kota Mukomuko.
Denok Ayu Uni Aisandi, lahir di Surabaya, 3 Juni 1992. Hobi travelling, bernyanyi dan menonton film. Alumnus Pertanian, Angkatan 47 – Institut Pertanian Bogor (IPB). Mulai masuk ke dunia literasi pada bulan Mei 2024. Karyanya sudah dimuat di beberapa media serta masuk dalam antologi puisi bersama nasional. Bergabung di Asqa Imagination School dan Kelas Puisi Bekasi. IG: @denokaisandi
——–
Ni Putu Sunindrani lahir di Denpasar, 10 Maret 1979. Dia bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan garmen di Denpasar. Melukis baginya adalah terapi batin dan sarana menghibur diri. IG: @putusunindrani.