DENPASAR, Balipolitika.com- Mobilitas wisatawan mancanegara memanfaatkan jalur penyeberangan dari Pelabuhan Sanur, Denpasar ke Nusa Penida, Klungkung terus meningkat.
Pasca diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 9 November 2022 dan mulai beroperasi secara berharap sejak 11 November 2022, keberadaan Pelabuhan Sanur mulai dikeluhkan.
Pasalnya, kehadiran Pelabuhan Sanur tidak dibarengi dengan rekayasa lalu lintas yang memadai sehingga memicu kemacetan parah, khususnya di sepanjang Jalan By Pass I Gusti Ngurah Rai.
Menyikapi kondisi tersebut, Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar Nomor Urut 2, I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa alias Paket Jaya-Wibawa menawarkan solusi jalan tembus dari Pelabuhan Sanur ke Jalan By Pass Prof. Ida Bagus Mantra.
Jaya Negara mengaku semasa menjabat sebagai Wali Kota Denpasar, dirinya telah bertemu dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia dalam rangka membahas pengelolaan Pelabuhan Sanur.
Jelasnya, secara tata ruang Pelabuhan Sanur adalah pelabuhan pengumpan lokal dan aset kota Denpasar itu digunakan untuk pembangunan pelabuhan.
Jaya Negara tak menampik selain memberikan dampak positif dari sisi ekonomi, Pelabuhan Sanur juga menimbulkan kemacetan.
”Begitu statusnya menjadi milik kota Denpasar, kami juga memiliki pelabuhan pengumpan lokal yang ada di Serangan dan di Mertasari. Jadi kami akan pecah,” paparnya Jaya Negara dalam Debat KPU Denpasar bertema ”Dinamika dan Tantangan Kota Denpasar Menuju Smart City” baru-baru ini.
Rincinya, kunjungan wisatawan yang rata-rata 6 ribu per hari akan dipecah menjadi 3 ribu di utara dan 3 ribu di selatan.
Termasuk juga akan membuat kantong kantong parkir ke Pelabuhan Sanur.
”Juga yang terpenting agar rekayasa lalu lintas. Kami akan mengusulkan yang pertama kepada pemerintah agar ada jalan tembus dari pelabuhan Sanur ke Prof. Mantra,” tegas Jaya Negara.
Kedua, Paslon Jaya-Wibawa mempersiapkan jalan keluar dari jalan Pelabuhan Sanur ke Padang Galak. (bp/ken)