BANGLI, Balipolitika.com- Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta kukuhkan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) masa bakti 2025- 2030 di Gedung Bhukti Mukti Bhakti Kantor Bupati Bangli, Selasa, 10 Juni 2025.
Hadir dalam pengukuhan tersebut Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar, Ketua DPRD Bangli I Ketut Suastika, Dandim 1626/Bangli Letkol Kav. I Ketut Artha Negara, Kabagops Polres Bangli, BPBD Provinsi Bali, Kalaksa BPBD dan Damkar Bangli, Ketua FPRB Provinsi Bali, pimpinan perangakt daerah terkait di lingkungan Pemkab Bangli, serta para pengurus dan anggota FPRB Kabupaten Bangli masa bakti 2025-2030.
Ketua FPRB Bangli, I Wayan Wiwin mengatakan bahwa pengukuhan Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Bangli masa bakti 2025-2030 sudah direncanakan sejak bulan Maret 2025 pasca diterbitkannya Surat Keputusan Bupati Bangli Nomor 300.2.3/135/2025 tertanggal 18 Maret 2025.
Wiwin menjelaskan pembentukan FPRB Kabupaten Bangli sangat penting sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Pengukuhan FPRB Bangli merupakan momentum yang sangat strategis dalam upaya bersama membangun ketangguhan daerah terhadap ancaman bencana.
“Seperti yang kita ketahui berdasarkan dokumen kajian risiko bencana atau KRB Kabupaten Bangli bahwa wilayah Kabupaten Bangli memiliki delapan potensi risiko bencana, antara lain gempa bumi, erupsi gunung api, tanah longsor, banjir, cuaca ekstrem kebakaran hutan, dan lahan kekeringan, serta wabah penyakit,” ucap Wiwin.
Berdasarkan hal tersebut forum ini dibentuk sebagai wadah kolaboratif dan partisipatif yang melibatkan berbagai unsur, baik dari unsur pemerintah, dunia usaha, akademisi, relawan, dan media dalam satu semangat untuk menurunkan risiko bencana sekaligus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.
Sementara itu, Bupati Bangli dalam sambutannya mengatakan bahwa keberadaan Forum Pengurangan Risiko Bencana atau FPRB sangat penting.
Forum ini bukan hanya sekadar nama ataupun struktur, tapi harus menjadi ruang nyata kolaborasi unsur pentahelix yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.
“Dengan semangat yang kita kobarkan secara terus-menerus yang mengalir di tubuh kita, yakni nilai jengah dan kebersamaan, maka FPRB Kabupaten Bangli masa bakti 2025-2030 bisa jadi contoh forum yang aktif, responsif, dan mampu memberi manfaat yang nyata,” tegas Sedana Arta.
“Kami berharap, FPRB dapat terus meningkatkan kapasitas dan kemampuan anggotanya melalui pelatihan dan edukasi yang berkelanjutan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam upaya pengurangan risiko bencana, dan mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama mendukung program-program FPRB,” imbuhnya.
Sedana Arta menekankan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana sangat krusial untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
Lebih lanjut ia berharap pengurus FPRB yang baru dikukuhkan segera berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana.
“Semoga forum ini tidak hanya memperkuat koordinasi dan edukasi, tetapi juga menjadi mitra yang sangat penting bagi pemerintah dalam upaya pengurangan risiko bencana di wilayah Kabupaten Bangli,” tutupnya. (bp/ken)