TABANAN, Balipolitika.com– Mengacu tema Debat Terbuka Ketiga Pilkada Tabanan Tahun 2024 yakni “Menjaga Kebebasan Warga Negara dan Keharmonisan Kehidupan Sosial”, Paslon Bupati- Wakil Bupati Tabanan Nomor Urut 01, I Nyoman Mulyadi-I Nyoman Ardika “Sengap” mempertanyakan hak serta kebebasan sipil tanpa adanya intimidasi kepada Paslon Nomor Urut 02, I Komang Gede Sanjaya dan I Made Dirga.
“Mohon pandangan dari paslon nomor 02 terkait dengan adanya indikasi intimidasi kepada masyarakat dalam kontestasi Pilkada Tahun 2024. Adanya pengerahan pegawai termasuk guru-guru untuk kepentingan politik tertentu. Adanya ancaman karier bagi pegawai, termasuk kepala sekolah dan guru-guru yang berbeda pilihan politik. Adanya dana hibah yang sebagian besar digunakan sebagai alat untuk menyandera kepentingan politik. Kemudian lumrah kita lihat di Tabanan mengangkat atribut-atribut warna mengarah pada partai tertentu, mulai dari baju bahkan destar (udeng, red) yang memiliki makna agama dipaksakan menggunakan warna yang mengarah kepada partai tertentu. Mohon pencerahannya,” ungkap I Nyoman Ardika “Sengap”.
Menjawab hal tersebut, I Komang Gede Sanjaya menjawab selama ini Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam rangka perhelatan politik apapun selama ini baik-baik saja.
“Tidak pernah apa yang disebutkan apakah ada intimidasi, ada pengerahan guru, pengerahan pegawai, dan lain-lainnya. Itu subjektif karena di negara kita, negara hukum, yang dilindungi oleh undang-undang. Ketika ada pelanggaran-pelanggaran apapun yang dilakukan oleh guru, oleh pegawai, dan lain-lain, kan ada Bawaslu. Ada lagi pengawas-pengawas yang lainnya, yang memang mempunyai hak dan kompetensi untuk urusan itu. Tapi, apa yang disampaikan tadi, tidak demikian. Kami justru sebebas-bebasnya. Karena apa? Karena masyarakat Tabanan semuanya, bukan saja pegawai negeri, bukan saja guru, bahkan semua masyarakat di seluruh Tabanan kami sering sampaikan silakan mendengarkan visi-misi calonnya dengan baik sehingga bisa tahu bagaimana calon pemimpin ke depan di Kabupaten Tabanan yang akan bisa menyejahterakan Tabanan ini, yang jumlah penduduknya 460.000 masyarakat Tabanan. Bagaimana pendidikannya, kesehatannya, jaminan sosialnya, dan lain-lainnya. Jadi wajiblah mendengarkan visi-misinya calon kandidat. Sering saya sampaikan antara pemimpin dan pemimpi itu agak beda-beda tipis. Jadi bagaimana visi-misi itu disampaikan sehingga masyarakat tahu ini yang pemimpin, oh ini yang pemimpi. Oh ini orang yang akan bisa mensejahterakan, mengantarkan masyarakat Tabanan untuk menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, dan Madani, tanpa tekanan sedikit pun dari pihak-pihak lain,” jawab Sanjaya.
Merespons jawaban Sanjaya, I Nyoman Mulyadi mengatakan apa yang disampaikan Sanjaya sangat luar biasa, sayangnya berbanding terbalik dengan fakta-fakta di masyarakat.
“Apa yang disampaikan Pak Komang sudah sangat luar biasa, tapi pada kenyataannya kami bicara di sini punya 2 alat bukti. Ada bukti rekaman kepala desa mengintimidasi masyarakatnya, terutama anak-anak muda. Ada rekaman mengintimidasi dari bendesa adat, mengintimidasi anak-anak muda juga. Seperti itu keadaannya. Mudah-mudahan ke depan tidak akan terjadi lagi seperti itu Pak Komang ya. Kami mohon dengan baik Bapak Komang karena kasihan kan di masyarakat Tabanan ini, masyarakat yang polos-polos. Karena Tabanan adalah lumbung berasnya pangan. Mohon dengan hormat untuk ke depan, mari kita jaga. Jangan cederai demokrasi yang baik ini. Terima kasih,” tegas I Nyoman Mulyadi. (bp/ken)