Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

FashionSELEBRITISSeni & Budaya

Sejarah Pakaian Adat Wanita Bali yang Dipakai Mahalini

saat Prosesi Mepamit Jelang Pernikahannya

SUNGKEMAN: Momen Sungkeman Mahalini dengan Sang Ayah

 

BADUNG Balipolitika.com- Pakaian adat Bali merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang sarat makna dan nilai filosofis. Dalam prosesi pernikahan, pakaian adat wanita Bali memiliki peran penting dalam menunjang kesakralan dan keindahan momen istimewa tersebut. Sejarah pakaian adat Bali wanita yang dipakai di pernikahan tidak terlepas dari pengaruh budaya Hindu yang kental di pulau tersebut. Seiring waktu, pakaian adat ini mengalami evolusi dan variasi, namun tetap mempertahankan filosofi dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Jenis-jenis Pakaian Adat Bali Wanita untuk Pernikahan:

Kebaya Bali: Kebaya Bali memiliki ciri khas kerah berbentuk bulat dan hiasan brokat yang detail. Kebaya ini biasanya dipadukan dengan kamen (kain panjang) dan selendang yang terbuat dari kain tenun Bali yang indah.

Baju Kancing Lima: Baju ini memiliki lima kancing di bagian depan dan biasanya terbuat dari bahan sutra atau brokat. Baju Kancing Lima sering dipadukan dengan kamen dan selendang berwarna cerah seperti merah, kuning,atau emas.

Baju Sadari: Baju Sadari memiliki ciri khas potongan dada yang terbuka dan dihiasi dengan sulaman benang emas. Baju ini biasanya terbuat dari bahan sutra atau brokat dan dipadukan dengan kamen dan selendang berwarna putih.

Filosofi dan Makna Pakaian Adat Bali Wanita untuk Pernikahan:

Kamen: Kamen melambangkan kesucian, keluhuran, dan kesuburan. Kamen panjang yang menjuntai hingga ke tanah melambangkan ikatan yang kuat antara pengantin wanita dengan leluhurnya.

Selendang: Selendang melambangkan keseimbangan dan keselarasan. Selendang yang diikatkan di pinggang pengantin wanita melambangkan kesiapannya untuk memasuki kehidupan baru bersama pasangannya.

Mahkota: Mahkota melambangkan kesucian dan kemuliaan. Mahkota yang dikenakan oleh pengantin wanita melambangkan statusnya sebagai ratu dalam rumah tangganya.

Perhiasan: Perhiasan yang dikenakan oleh pengantin wanita melambangkan kekayaan, kemakmuran, dan kesuburan. Perhiasan emas dan perak dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi pengantin wanita dan keluarganya.

Pakaian adat Bali wanita yang dipakai di pernikahan merupakan perpaduan sempurna antara keindahan dan makna mendalam. Setiap komponen dalam pakaian tersebut memiliki filosofi dan nilai tersendiri yang mencerminkan budaya dan tradisi masyarakat Bali. Memakai pakaian adat Bali saat pernikahan bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang penghormatan terhadap budaya dan leluhur. Bagi pengantin wanita Bali, mengenakan pakaian adat ini merupakan sebuah momen sakral dan penuh makna yang akan selalu diingat sepanjang hidupnya. (dp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!