DENPASAR, Balipolitika.com- Tragedi seorang pemancing yang meninggal dunia akibat tersambar petir di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu, 14 Desember 2024 harus menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua.
Diduga kuat, korban meninggal dunia tersebut sempat memainkan handphone-nya saat berteduh di bale bengong dalam kondisi petir sedang menggelegar.
Guru Fisika SMA Negeri Bali Mandara, I Kadek Darsika Aryanta, S.Pd.,M.Pd. menjelaskan bahaya mengoperasikan handphone saat ada gemuruh petir.
Jelasnya, semua pihak perlu memahami bahwa petir adalah loncatan listrik yang sangat kuat antara awan dan bumi.
Saat terjadi badai, muatan listrik di awan menjadi sangat besar dan mencari jalan untuk netral.
Terkait tragedi yang menimpa seorang pemancing di Pantai Mertasari Sanur, Darsika merinci bahwa ponsel atau handphone adalah konduktor.
“Ponsel, meskipun kecil, mengandung komponen elektronik yang terbuat dari logam. Logam merupakan konduktor listrik yang baik. Artinya, logam bisa menjadi jalur bagi aliran listrik,” ucap Darsika, Sabtu, 14 Desember 2024 malam.
Selain ponsel, ungkapnya tubuh manusia juga merupakan konduktor atau pengantar listrik karena mengandung air dan mineral yang membuatnya sedikit konduktif.
Saat sebuah ponsel dan tubuh manusia ini berada di area terbuka, maka tidak ada banyak benda lain yang bisa menjadi jalur bagi petir selain tubuh manusia dan benda-benda yang dipegangnya, seperti ponsel.
Mengenai proses tersambar petir, Darsika menjelaskan ketika seseorang menyalakan ponsel di tengah badai dan petir menyambar, ada sejumlah hal berikut yang mungkin terjadi.
Pertama, petir mencari jalur. Petir akan mencari jalur dengan hambatan listrik paling kecil untuk mencapai bumi.
“Jika seseorang dengan ponsel di tangannya berada di jalur petir, maka ponsel dan tubuhnya bisa menjadi jalur tersebut,” tandas alumnus Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja itu.
Kedua, arus listrik melalui tubuh. Arus listrik yang sangat kuat dari petir akan mengalir melalui tubuh orang tersebut mulai dari titik sambaran, misalnya, kepala atau tangan yang memegang ponsel hingga ke tanah.
Ketiga, dampak pada tubuh, yakni arus listrik yang sangat besar ini dapat menyebabkan luka bakar yang parah, gangguan pada sistem saraf, bahkan kematian.
“Mengapa ponsel “menarik” petir? Sebenarnya, bukan ponsel yang “menarik” petir, melainkan petir yang mencari jalur terdekat untuk mencapai bumi. Ponsel hanya menjadi salah satu objek yang ada di jalur tersebut. Namun, karena ponsel terbuat dari logam dan dipegang oleh manusia, maka kemungkinan petir menyambar melalui ponsel menjadi lebih besar,” ungkap guru fisika berprestasi tersebut. (bp/ken)