Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

DaerahPemerintahan

Soal Kesehatan dan Pendidikan, Lihadnyana: Hati-Hati Rumuskan Kebijakan dan Anggaran!

ORIENTASI SEHAT: Pj Bupati Lihadnyana menjelaskan dalam kebijakan dan pembangunan pembangunan kesehatan, harus  lebih mengutamakan pada promotif preventif. Demikian, orientasi program kesehatan haruslah orientasi sehat, bukan orientasi sakit.


BULELENG, Balipolitika.com-
Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mendorong pelaksanaan pembangunan kesehatan ke depan untuk diisi dengan program-program kesehatan dengan mengutamakan upaya promotif preventif dengan orientasi sehat.

Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan Koordinasi dan Advokasi Lintas Program/ Lintas Sektor (LP/LS) serta Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILP) di Kabupaten Buleleng Tahun 2024. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Rapat Rumah Jabatan Bupati Buleleng, pada hari Jumat 17 Mei 2024.

Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk mengambil manfaat dari bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045. Salah satu aspek sentral yang perlu dipersiapkan ialah kualitas sumber daya manusia. Dalam mewujudkan kualitas SDM prima, 2 sektor yang perlu ditekankan ialah pendidikan dan kesehatan.

“Begitu pentingnya kesehatan dan pendidikan itu. Oleh karena itu, penting kiranya di dalam hal merumuskan kebijakan dan anggaran target itu harus jelas,” kata Lihadnyana.

Dalam kebijakan dan pembangunan pembangunan kesehatan, harus  lebih mengutamakan pada promotif preventif. Demikian, orientasi program kesehatan haruslah orientasi sehat, bukan orientasi sakit. Bukan berarti kita tidak menangani masalah kuratif, tetapi hendaknya mengedepankan upaya promotif preventif sehingga orang tidak menjadi sakit.

“Kalau kesehatan itu yang paling penting ada di hulunya, sehingga orang tidak sakit. Oleh karena itu integrasi layanan primer itu sebagai wujud nyata dari pola kerja kolaboratif,” tegas lihadnyana.

Lihadnyana mengatakan dirinya menaruh harapan besar pada program ILP ini, mampu menjadi program pembangunan kesehatan melalui preventif-promotif yang berjalan secara efektif.  Hal ini juga menjadi perwujudan dari reformasi birokrasi menghasilkan birokrasi berdampak.

Yaitu, hasil kinerja yang jelas diukur dengan indikator-indikator pencapaian yang jelas. Uang pajak yang dibayarkan rakyat harus dipakai untuk memberikan pelayanan yang maksimal.

“ILP melibatkan berbagai sektor di sini. Demikian harus dipahami dulu  apa grand design dari layanan ini? Harus membuat pokja. Kita siapa? Berbuat apa? Untuk apa? Hasilnya apa? Apa outcome dari kegiatan ini? Indeks kesehatan masyarakat. Apa ukuran indeks kesehatan masyarakat? Orang menjadi tidak begitu banyak sakit. Ini harus jelas,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dalam laporannya menyampaikan bahwa Program ILP adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas layanan kesehatan primer, dan efisiensi layanan kesehatan primer. ILP dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan dasar di satu tempat atau dalam satu sistem.

ILP memiliki 3 prinsip atau fokus, yakni;  prinsip siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan, prinsip pendekatan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun, dan prinsip penguatan pemantauan wilayah setempat.(bp/luc)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!