DENPASAR, Balipolitika.com– Sungguh anomali apa yang tersaji di masyarakat kita dikaitkan dengan dukungan terhadap Tim Nasional (Timnas) Sepakbola.
Buktinya, saat wasit Ahmed Al Kaf dinilai membuat kontroversi yang berimbas Timnas Indonesia gagal menang atas Bahrain di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kamis, 10 Oktober 2024, di sisi lain pada waktu bersamaan Wayan Koster yang menjadi salah satu “biang kerok” kegagalan penyelenggaraan ajang bergengsi Piala Dunia U-20 di tanah air, justru dielu-elukan alias dipuja-puja bahkan diyakini selangkah lagi menuju periode kedua sebagai Gubernur Bali.
Faktanya, banyak pihak menilai Ahmed Al Kaf dan Wayan Koster menyisakan pilu yang mendalam bagi fans sepakbola Indonesia, khususnya Bali.
Karena Ahmed Al Kaf, Timnas Indonesia bermain imbang 2-2 kontra Bahrain di Stadion Nasional Bahrain, Riffa setelah ia tak kunjung menyelesaikan laga padahal perpanjangan waktu yang diberikan hanya 6 menit.
Ironisnya, gol penyama kedudukan Bahrain tercipta pada menit ke-90+9′ atau tiga menit melebihi masa injury time babak kedua.
Gol ini terjadi berkat kelonggaran waktu yang diberikan Ahmed Al Kaf sehingga Tim Garuda harus menerima kenyataan pahit tiga poin gagal diraih karena kinerja mengecewakan sang pengadil.
Bedanya, jika Ahmed Al Kaf saat ini dicaci-maki, sebaliknya Wayan Koster sedang dipuja-puji masyarakat Bali dalam setiap kampanye politik serangkaian Pilkada Bali 2024.
Di malam yang sama, Wayan Koster didoakan menang telak 96 persen kemenangan dalam kampanye terbuka di Wantilan Pura Wayang Wong, Banjar Peken, Desa Adat Bualu, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan, Badung.
Kepala Badan Pemenangan Pemilu Seluruh Bali, Ketut Tama Tenaya masyarakat Kuta Selatan, khususnya Kelurahan Benoa siap memenangkan Wayan Koster hingga 96 persen lebih.
Dengan semangat, Tama Tenaya mengajak seluruh anak muda sebagai regenerasi yang bisa melanjutkan cita-cita untuk kebaikan Badung dan jagat Bali.
Supaya pertemuan ini, bermakna, tidak hanya mengucapkan yel-yel, namun ia mengajak masyarakat untuk menggetok tularkan apa visi-misi dari paslon nomor urut 2 untuk disebarkan ke masyarakat karena di zaman medsos dan IT, saat ini, banyak informasi hoaks yang tidak berpihak pada paslon nomor urut 2.
“Mudah-mudahan Koster-Giri bisa menang 96 persen lebih di Kelurahan Benoa,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui mantan Gubernur Bali Wayan Koster akhirnya meminta maaf karena pernah menolak kedatangan Timnas Israel hingga akhirnya membuat FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20 Tahun 2023.
FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 29 Maret 2023 padahal persiapan ajang bergengsi ini telah menelan banyak biaya.
Pembatalan Piala Dunia U-20 2023 menyebabkan Indonesia kehilangan nilai tambah ekonomi untuk produk domestik bruto sebesar Rp 3,18 triliun yang setara dengan 0,016 persen dari PDB Indonesia pada 2022, yaitu Rp 19.588 triliun.
Selain itu, potensi manfaat ekonomi sekitar Rp 6,08 triliun yang diakibatkan perputaran uang selama turnamen yunior itu berlangsung juga urung tercipta.
Dalam hasil laporan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) bertajuk ”Simulasi Potensi Dampak Ekonomi Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia 2023”, April 2023, menghitung adanya potensi tambahan perputaran uang di perekonomian Indonesia selama Piala Dunia U-20 sebesar Rp 7,59 triliun.
Angka itu berdasarkan aktivitas 10 bidang lapangan usaha yang terdampak langsung, di antaranya penyedia makanan dan minuman, penyedia akomodasi, perdagangan (selain otomotif), serta jasa penyiaran dan pemrograman. (bp/tim)