SEJAHTERA BAHAGIA MERATA: Paslon Bupati dan Wakil Bupati Badung, I Wayan Suyasa dan I Wayan Disel Astawa atau Paket Wasudewa memiliki gagasan meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Badung. (Ilustrasi: Gung Kris)
BADUNG, Balipolitika.com- Komitmen mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara merata yang digagas Bakal Pasangan Calon (Baslon) Bupati dan Wakil Bupati Badung 2024-2029, I Wayan Suyasa dan I Wayan Disel Astawa atau dikenal dengan paket Wasudewa, tertuang dalam program pro rakyat termasuk sektor pertanian juga tak luput dari catatan agenda kerja mereka, jika terpilih pada Pilkada Serentak 2024, Sabtu, 6 Juli 2024.
Saat diwawancarai oleh wartawan Bali Politika, Wayan Suyasa mengatakan program pro rakyat penguatan sektor pertanian di Kabupaten Badung, menjadi inisiasi dalam upaya merealisasikan kesejahteraan merata khususnya para petani jika ia diamanahkan memimpin Badung 2024-2029.
Suyasa menyebut, nantinya program tersebut meliputi gagasan-gagasan yang dibentuk bersama sang pendamping Disel Astawa, sebagai tindak lanjut komitmen pihaknya untuk membangun ekosistem sektor pertanian yang kokoh sebagai salah satu sumber kekuatan adat, budaya dan tulang punggung pariwisata di Kabupaten Badung.
“Nike (itu, pertanian, red) termasuk, kan ga mungkin juga kita bocorkan semua ke publik. Artinya, kami (Wasudewa, red) ingin mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat Badung, salah satunya peningkatan sektor pertanian. Kami akan realisasikan itu jika terpilih nanti, bagaimana kedepan produk-produk tani yang dihasilkan Petani Badung bisa memiliki nilai ekspor, sehingga pasarnya bisa kita perluas untuk mencapai target PAD (Pendapatan Asli Daerah, red) dan mendorong kesejahteraan petani,” paparnya.
Menurut Suyasa, sektor pertanian Badung memiliki peluang yang luar biasa namun saat ini belum digarap secara maksimal, untuk itu melalui Paket Wasudewa ia berupaya melahirkan ide-ide brilian seperti meningkatkan nilai tambah produk tani dan memperluas pasar termasuk membuka peluang ekspor produk yang dihasilkan Kabupaten Badung.
“Yang kami lihat Badung memiliki potensi itu, jika saya memimpin Badung tentu porsinya akan berbeda. Banyak celah-celah untuk memaksimalkan pertanian dalam arti luas, semua aspek-aspek wajib kita berdayakan termasuk pertanian sebagai tonggak pariwisata Badung. Inovasi yang kami tawarkan lebih profesional sehingga bisa berdampak positif terhadap APBD,” jelas Suyasa.
Lebih lanjut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, pada tahun 2022 Kabupaten Badung memiliki 9.800 Hekater lahan pertanian produktif yang masih tersisa, dengan kata lain jika lahan tersisa tersebut bisa dimanfaatkan dengan maksimal tak khayal Badung bisa mewujudkan ketahanan pangan 2024-2029, dengan catatan harus dengan komitmen yang tegak lurus mengingat tingginya angka alih fungsi lahan di Bali khususnya Badung, sehingga perlu konsistensi dari seorang pemimpin (bupati) untuk merealisasikan hal tersebut melalui inovasi-inovasi brilian yang membangun Badung lebih baik di masa depan.
Mengakhiri sesi diskusinya dengan wartawan Bali Politika, Wayan Suyasa kembali mengingatkan masyarkat bahwa membangun dan memperkuat sektor pertanian merupakan upaya bersama Wasudewa, mewujudkan keseimbangan baru struktur ekonomi Badung juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja baru, khususnya sektor pertanian modern. (bp/gk)