DENPASAR, Balipolitika.com- Saat seluruh kepala daerah se-Indonesia memilih linear dengan pemerintah pusat, semua kepala daerah dari PDI Perjuangan Provinsi Bali memutuskan tidak mengikuti kegiatan retret pada Jumat, 21-28 Februari 2025 di Akademi Militer (Akmil) Magelang pasca dilantik Presiden Prabowo Subianto, Kamis, 20 Februari 2025.
Total ada 10 kepala daerah “mangkir” dari retret jilid 1 yang digelar oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia: 9 dari Bali dan 1 dari Asmat.
Para kepala daerah tersebut terdiri atas Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa, Bupati Kabupaten Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Bupati Kabupaten Buleleng I Nyoman Sutjidra, Bupati Kabupaten Gianyar I Made Mahayastra, Bupati Kabupaten Jembrana I Made Kembang Hartawan, Bupati Kabupaten Klungkung I Made Satria, Bupati Kabupaten Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, dan Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo.
Pasca keberanian “mangkir” tersebut, media massa nasional memberitakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan sebanyak 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029.
Berdasarkan isi beleid tersebut, megaproyek Tol Mengwi-Gilimanuk dicoret dari PSN.
Total terdapat 77 PSN yang masuk dalam daftar indikasi PSN 2025-2029 meliputi 29 PSN baru, dan 48 PSN carry over alias lanjutan.
Dari 77 PSN tersebut, satu di antaranya adalah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana senilai Rp 891 miliar, untuk menjadikan pelabuhan perikanan terbesar di Bali berstandar internasional.
Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerakan Indonesia Raya (DPD Gerindra) Provinsi Bali, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. alias De Gadjah menjadi sasaran tembak akun media sosial (medsos) “Lensa Kamera” pada Jumat, 7 Maret 2025.
Asyik ngempu anak-anak sebagaimana unggahan De Gadjah di akun media sosial pribadinya, tiba-tiba kegagalan megaproyek Tol Mengwi-Gilimanuk masuk PSN ditimpakan kepadanya.
“Untuk saudaraku De Gadjah semakin Bos Anda semena-mena dengan Bali karena pimpinan daerah beda partai, kami makin tidak respek dengan Anda. Harusnya Anda ikut berjuang untuk Bali. Jangan ambisi pribadi. Kami tahu dengan kejadian-kejadian yang terjadi Anda merasa atau paling diuntungkan dari kejadian ini, Tapi maaf dengan sikap Anda membiarkan Bos Anda semena-mena dengan Bali berarti Anda pun sama saja dengan mereka, dak ada gunanya,” tulis admin Lensa Kamera.
Merespons tuduhan semena-mena oleh admin Lensa Kamera yang terang benderang menulis sapaan akrabnya serta menampilkan fotonya bersama Presiden RI, Prabowo Subianto, De Gadjah mengaku bingung; lebih-lebih admin Lensa Kamera tidak menulis nama terang.
“Kami bingung ini semeton. Kami lagi santai-santai tidur tiba-tiba dilempar batu oleh orang yang tak dikenal dan takut muncul di permukaan serta beraninya pakai topeng. Mau ketawa tapi takut dosa semeton,” ungkap De Gadjah sembari melampirkan screenshot postingan admin Lensa Kamera, Jumat, 7 Maret 2025. (bp/ken)