DENPASAR, Balipolitika.com— Di tengah semarak pelantikan pengurus Pasikian Yowana Bali, sebuah harapan baru tumbuh dari rahim tradisi, pemuda adat tak hanya menjaga budaya, tapi juga bisa jadi penjaga demokrasi.
Acara pelantikan yang berlangsung hangat itu tak hanya dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, ada juga unsur Majelis Desa Adat, Bawaslu Bali dan KPU Bali. Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Bali, Ketut Ariyani, dalam kesempatan itu berpandangan tentang potensi luar biasa pemuda adat dalam pengawasan partisipatif.
“Yowana ini bukan sekadar kumpulan pemuda biasa. Mereka hidup dalam sistem adat yang punya nilai, struktur, dan pengaruh sosial yang kuat. Kalau kita bicara pengawasan pemilu dari masyarakat, ya mereka ini sebenarnya garda depan yang potensial,” ujar Ariyani usai mengikuti prosesi pelantikan, di Gedung Giri Nata Mandala, Sabtu 5 Juli 2025.
Menurutnya, Pasikian Yowana Bali bisa menjadi mitra strategis dalam membangun kesadaran politik yang sehat di tingkat paling dekat dengan warga.
Keberadaan yowana di lingkungan banjar dan desa adat membuat mereka mampu mendeteksi dinamika sosial, termasuk potensi pelanggaran pemilu sebelum itu menjadi masalah.
“Pasikian Yowana Bali ini adalah organisasi kepemudaan yang sudah berakar lama dan erat dengan budaya adat istiadat Bali, kalau pandangan saya ini berpotensi jadi mitra strategis kami,” tambah Ariyani.
Ia menyebut bahwa Bawaslu Bali siap membuka ruang kolaborasi yang lebih konkret bersama pemuda adat.
Sosialisasi, pelatihan, atau gerakan pengawasan berbasis komunitas adat bisa menjadi jembatan antara nilai-nilai lokal dan semangat demokrasi modern.
Pelantikan pengurus baru Pasikian Yowana Bali hari ini bukan hanya peristiwa organisasi biasa. Ia jadi titik temu yang menarik antara masa depan Bali dan semangat revolusi pemuda Bali demi menjaga tanah kelahirannya. (bp/jk/ken)