KARANGASEM, Balipolitika.com– Lemahnya infrastruktur di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali membuat seorang ibu bidan bernama Ni Luh Putu Surya Adnyani (35 tahun) dan anak kandungnya, I Wayan Eka Wira Yudisthira (10 tahun) kehilangan nyawa, Minggu, 6 Juli 2025 sekitar pukul 16.00 Wita.
Keduanya ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus deras di wilayah Banjar Dinas Gambang, Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem karena nekat menyeberang sungai karena tidak adanya jalur penyeberangan yang memadai.
Peristiwa tragis itu terjadi saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Karangasem hingga menyebabkan luapan air sungai.
Saat itu, korban bersama anaknya hendak menengok orang tuanya di Banjar Dinas Ijo Gading.
Saat melintas di jalur utama Amlapura–Seraya, jalan tertutup luapan air sungai Batu Sanget.
Karena tidak ada alternatif lain terhimpit lemahnya infrastruktur di Karangasem, korban lalu mencoba mencari jalan alternatif dengan melintasi aliran sungai Pitpitan.
Endingnya, derasnya arus sungai menyeret keduanya hingga kehilangan nyawa.
Warga yang melihat kejadian itu segera memberikan pertolongan dan melapor ke Puskesmas Karangasem II Seraya, Basarnas, serta BPBD Karangasem.
Tim gabungan tiba di lokasi dan melakukan pencarian; sekitar pukul 17.30 Wita, kedua korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan langsung dievakuasi ke Puskesmas Karangasem 2 Seraya.
Selanjutnya pihak keluarga menitipkan kedua jenazah korban di RSUD Karangasem.
“Kedua korban sudah dibawa ke Puskesmas Karangasem II,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa.
Arimbawa mengimbau masyarakat Karangasem, khususnya Seraya meningkatkan kewaspadaan saat melintas di jembatan mengingat peristiwa serupa yang menelan korban jiwa sudah terjadi berulang kali. (bp/tim)