DENPASAR, Balipolitika.com- Kesenian Gambelan Semarandana Linggar Prakerti, Banjar Kaliungu Kaja, Desa Dangin Puri Kaja sukses memukai penonton yang hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center, Selasa, 1 Juli 2025.
Menjadi Duta Kota Denpasar pada Pagelaran Kesenian Pengembangan Berbasis Tradisi serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025, Sekehe Gambelan Semarandana Linggar Prakerti suguhkan sajian pementasan diawali dengan tabuh pembuka Semara Winangun, kreasi palegongan ‘Sabda Kasa’, Etude, serta penampilan terakhir Hibrida Sekar Ginotan.
Koordinator Sekehe Gambelan Semarandana Linggar Prakerti, Banjar Kaliungu Kaja, I Made Ryan Prayita mengaku bersyukur pementasan berjalan dengan lancar.
Ia mengaku melaksanakan persiapan panjang sejak awal tahun untuk membina penari serta penabuh guna memberikan yang terbaik sebagai Duta Kota Denpasar.
Imbuh Ryan, Sekehe Gambelan Semarandana Linggar Prakerti, Banjar Kaliungu Kaja sebagai Duta Kota Denpasar membawa empat materi yakni Tabuh Semara Winangun, Kreasi Pelegongan “Sabda Kasa”, Etude, dan Hibrida Sekar Ginotan.
Kreasi Pelegongan “Sabda Kasa” merupakan kisah yang dipetik dari Epos Ramayana ketika Rama Wijaya mengikuti sayembara di Kerajaan Mithila.
Raja Mithila, Prabhu Janaka ketika itu menyelenggarakan sayembara mengangkat “Gendewa” busur panah sakti milik kerajaan sebagai persyaratan untuk menemukan jodoh buat anaknya yang bernama Dewi Sita.
Sayembara itu dimenangkan oleh Rama yang kemudian mempersunting Dewi Sita sebagai istrinya.
“Garapan ini bertujuan untu mengekspresikan tema PKB ke-47 yaitu “Jagat Kerthi Hita Samodaya”. Awatara adalah sebuah keyakinan turunnya Dewa penyelamat untuk mencegah kehancuran dunia. Parasurama merupakan awatara ke-6 dan Rama Wijaya adalah awatara ke-7. Garapan ini pertama kali dipentaskan oleh Sekaa Gong Kalingga Jaya pada tahun 1996, dalam rangka pemelaspas gamelan baru, Gamelan Semaradana milik Banjar Kaliungu Kaja. Setelah melaksanakan upacara pernikahan di kerajaan Mitila, Rama dan Sita berpamitan kepada Prabhu Janaka untuk kembali ke kerajaan Ayodya. Dalam perjalanan pulang ke Kerajaan Ayodya inilah Rama dan pasukannya dihadang oleh seorang Brahmana Kesatriya yang bernama Parasurama,” ujarnya. (bp/ken)