BALI, Balipolitika.com – Kasus WNA terjatuh di Gunung Rinjani, Lombok berbuntut panjang. Kini netizen malah saling serang di media sosial.
Netizen Brasil, tempat asal WNA yang meninggal dunia itu, mengatakan bahwa Indonesia tidak aman, khususnya memberikan rating satu ke Gunung Rinjani.
Sontak saja, hal ini langsung memantik amarah netizen Indonesia. Mereka kemudian memberikan rating 1 ke Sungai Amazon.
Netizen Indonesia tidak terima, karena upaya penyelamatan WNA asal Brasil di Gunung Rinjani tidaklah mudah, dan jasadnya berhasil terevakuasi, kemudian terbawa ke Bali untuk autopsi.
Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, memastikan seluruh dokumen pengiriman jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang meninggal dunia di Gunung Rinjani, Lombok, NTB, kini sudah lengkap.
Jenazah Juliana segera pulang dari Bali ke Brasil. Sebelumnya, jenazah Juliana telah penindakan autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara, Denpasar.
Wanita berusia 27 tahun itu meninggal dunia, akibat terjatuh saat melakukan pendakian. Polda Bali terus berkoordinasi dengan Kedutaan Brasil, untuk proses pemulangan jenazah yang sudah serah terima dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara kepada pihak keluarga per Jumat 27 Juni 2025 pukul 22.05 Wita.
“Estimasi besok Senin atau Selasa jenazahnya ke Brasil,” katanya. Jenazah Juliana untuk sementara masih di freezer box kamar jenazah RSUD Bali Mandara, menunggu waktu menggunakan maskapai pesawat Emirates dari Denpasar menuju Dubai, dari Dubai ke Rio de Janeiro, Brasil.
“Pemulangan jenazah akan menggunakan pesawat Emirates rangkaian flight Denpasar-Dubai, Dubai-Rio de Janeiro. Seluruh dokumen pengiriman jenazah sudah lengkap termasuk surat kematian dan hasil visum dari RSUD” paparnya.
Adapun Juliana mendaki di Gunung Rinjani bersama lima rekannya dan seorang pemandu lokal melalui jalur Sembalun pada Sabtu (21/6/2025).
Ia merasa lelah dan memutuskan beristirahat di titik Cemara Nunggal, sementara rombongan lain melanjutkan pendakian. Ketika pemandu kembali, ia tidak menemukan Juliana dan melihat cahaya senter di dasar jurang.
Tim SAR langsung bergerak. Pada Selasa (24/6/2025) pukul 18.00 WITA, penyelamat dari Basarnas bernama Hafid Hasadi berhasil menjangkau tubuh Juliana di kedalaman 600 meter dan memastikan korban telah meninggal dunia.
Jenazah baru berhasil terevakuasi setelah proses panjang selama lima hari, pada Rabu (25/6/2025). Wanita asal Brasil itu di kedalaman 600 meter di titik Cemara Nunggal, kawasan Gunung Rinjani.
Evakuasi secara vertikal karena lokasi jatuhnya korban sangat ekstrem. Menanggapi insiden yang menjadi sorotan dunia ini, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menegaskan kembali kewajiban mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) Pendakian Ekstrem.
Terutama di Gunung Rinjani, yang telah ada dalam SK Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Nomor 19 Tahun 2022.
“Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga Juliana Marins atas kehilangan tragis ini. Insiden ini mengingatkan kita bahwa setiap destinasi wisata ekstrem mengandung risiko serius,” kata Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam keterangan pers pada Sabtu 28 Juni 2025.
Kementerian Pariwisata menegaskan bahwa keselamatan wisatawan adalah tanggung jawab bersama.
Kejadian ini menjadi momentum menegakkan SOP panduan wisata ekstrem secara nyata dan menyeluruh, guna mencegah tragedi serupa terulang di masa mendatang. (BP/OKA)