BULELENG, Balipolitika.com– Dalam rangka meningkatkan sradha bhakti serta pelestarian nilai-nilai budaya Hindu, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar melaksanakan kegiatan Tirta Yatra, Jumat, 27 Juni 2025.
Sebanyak tiga pura turut disambangi yang berada dalam satu kawasan, yakni Pura Beji, Pura Dangkahyangan Payogan Segara Rupek dan Pura Penataran Segara Rupek yang terletak di Kawasan Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Buleleng.
Rangkaian persembahyangan ini dimulai di Pura Beji, dilanjutkan ke Pura Dangkahyangan Payogan dan ditutup di Pura Penataran Segara Rupek. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, serta Penasehat WHDI Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana.
Dalam kesempatan tersebut, Ny. Ayu Kristi menyampaikan bahwa Tirta Yatra ini merupakan wujud penguatan spiritual dan pengabdian kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.
Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan visi dan misi WHDI yakni memberdayakan perempuan Hindu, melestarikan budaya, serta mendorong pengembangan potensi diri anggota.
“Melalui Tirta Yatra ini, kami memohon kepada Tuhan agar dalam menjalankan tugas dan pengabdian kepada umat sedharma, kita semua senantiasa diberikan kerahayuan dan kekuatan lahir batin,” ujar Ayu Kristi.
Dikatakannya bahwa pelaksanaan Tirta Yatra ini sekaligus bertepatan dengan rangkaian piodalan di Pura Dangkahyangan Payogan dan Pura Beji Segara Rupek, yang jatuh setiap Tilem Sadha.
“Kami hadir di sini untuk ikut menghaturkan bhakti dalam rangka piodalan, sekaligus mengenang nilai-nilai sejarah yang terkandung di kawasan suci ini,” tambahnya.
Dalam konteks sejarah, Ayu Kristi turut menyinggung kisah spiritual dalam Babad Arya Wang Bang Pinatih, di mana keberadaan Selat Bali dipercaya tidak lepas dari laku tapa yoga Mpu Siddhimantra.
Dikisahkan bahwa melalui kekuatan semadinya, beliau mendapatkan titah untuk menorehkan tongkatnya ke tanah sebanyak tiga kali, sehingga terbelahnya daratan menjadi Pulau Bali dan Pulau Jawa.
Sementara itu, Kelian Pengempon Pura Payogan Segara Rupek, Putu Artana menyampaikan rasa terima kasihnya atas kedatangan WHDI Kota Denpasar.
Ia menjelaskan bahwa rangkaian piodalan di pura ini telah berlangsung sejak 19 Juni dengan nancep, dilanjutkan dewasa pada 22 Juni, puncak upacara pada Tilem Sadha tanggal 25 Juni, dan penyineban pada 28 Juni.
“Semoga dengan kehadiran WHDI Kota Denpasar, seluruh harapan dalam pelestarian budaya dan pemberdayaan perempuan Hindu dapat memperoleh restu dan anugrah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” harapnya.
Kegiatan Tirta Yatra ini tidak hanya mempererat hubungan spiritual, tetapi juga memperkuat peran WHDI sebagai wadah perempuan Hindu untuk berkembang, berorganisasi, serta berkontribusi aktif dalam kehidupan sosial dan keagamaan. (bp/ken)