DENPASAR, Balipolitika.com– Dalam semangat memperingati Pelindo Day 2025 yang jatuh setiap 1 Desember, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menggelar aksi sosial bertajuk “Pelindo Berbagi Sembako Pelindo Day Tahun 2025”.
Kegiatan ini dilaksanakan di Panti Asuhan Dharma Jati II, Denpasar dengan membagikan 100 paket sembako kepada anak-anak, yatim piatu yang ada di panti tersebut.
Melalui program ini, Pelindo ingin menegaskan bahwa ulang tahun perusahaan bukan semata perayaan internal, namun juga momentum untuk berbagi dan menghadirkan kebahagiaan bagi sesama.
Program ini juga merupakan bagian dari komitmen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan yang secara berkelanjutan dijalankan di seluruh wilayah operasional Pelindo.
Setiap paket sembako yang diberikan berisi 5 kilogram beras, 1 liter minyak goreng, 1 kilogram gula pasir, dan 4 bungkus mi instan—bantuan sederhana yang diharapkan dapat meringankan kebutuhan dasar anak-anak panti.
Sub Regional Head Pelindo Bali Nusra, Fariz Hariyoso yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa Pelindo ingin tumbuh bersama masyarakat melalui pendekatan yang lebih humanis.
“Pelindo percaya bahwa generasi muda adalah investasi terbaik bangsa. Kami hadir tak hanya memberi bantuan, tapi juga sebagai sahabat yang siap mendukung kalian,” ujar Fariz.
Sementara itu, pengurus Panti Asuhan Dharma Jati II, I Wayan Nika, turut mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian yang diberikan Pelindo kepada anak-anak asuhnya.
“Semoga Pelindo tetap berjalan lancar, Bali aman, kapal pesiar banyak datang, sehingga kami pun dapat merasakan hasilnya,” ucapnya.
Sebagai pengelola Pelabuhan Benoa, Pelindo turut berperan aktif dalam mendongkrak pariwisata Bali, khususnya melalui peningkatan fasilitas dan layanan kapal pesiar.
Sepanjang awal 2025, Pelabuhan Benoa mencatat peningkatan kunjungan kapal pesiar yang berdampak langsung pada sektor ekonomi lokal.
Aksi sosial ini sekaligus menjadi simbol dari “butterfly effect” kehadiran Pelindo di Bali—di mana pengelolaan pelabuhan yang optimal tidak hanya mendorong pergerakan ekonomi makro, tetapi juga menyentuh sisi-sisi kemanusiaan di ruang-ruang terkecil masyarakat. (bp/ken)