GIANYAR, Balipolitika.com- Para penggiat dan pemimpin transformasi lahan yang sebelumnya dikenal dengan PARQ Ubud berkumpul bersama perwakilan dari investor, yakni Lisa Sirotinina dan Chief Operating Officer Kadek Agus Purwady melakukan penghancuran secara simbolis struktur bangunan PARQ Ubud menandai era baru di bawah manajemen PT Gold Dragon Management, Rabu, 25 Juni 2025.
Pembongkaran PARQ Ubud merupakan komitmen bersama untuk era baru proyek pembangunan ini berlandaskan kepatuhan hukum, penghormatan pada budaya setempat, serta kemitraan erat dan berkelanjutan dengan komunitas di bawah manajemen baru PT Gold Dragon Management.
Tampak hadir anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik alias Niluh Djelantik yang sebelumnya sempat menyampaikan rencana pembongkaran itu kepada publik luas.
Tokoh-tokoh Pulau Dewata, yakni mantan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace juga turut menyaksikan pembongkaran PARQ Ubud “era lama” beserta Dewandra Djelantik, serta Bendesa Adat dan Prajuru Desa Adat Tegallantang.
Adapun pembongkaran PARQ Ubud ini mencakup bangunan yang dibangun secara ilegal di area zona hijau (green zone).
Inisiatif ini menjadi sebuah titik awal untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Tindakan ini menegaskan komitmen tim manajemen baru untuk sepenuhnya selaras dengan peraturan tata ruang di Bali dan menjadi contoh nyata dari praktik pengembangan yang bertanggung jawab.
Setelah akuisisi ini, Lisa Sirotinina, selaku perwakilan dari investor menekankan pentingnya memulai babak baru di tempat ini dengan integritas dan kerendahan hati.
“Kami tidak datang untuk menghapus masa lalu; kami datang untuk belajar dari apa yang telah terjadi. Inisiatif ini bertujuan membangun sesuatu yang berakar pada legalitas, transparansi, dan saling menghormati. Fokus kami adalah bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal untuk menciptakan stabilitas dan membawa manfaat jangka panjang. Sejak hari pertama, kami telah mengambil langkah nyata untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai aturan yang berlaku,” ucap Lisa Sirotinina.
Sejalan dengan semangat tersebut imbuhb Lisa Sirotinina proses transformasi telah dimulai.
Diawali dengan audit legal secara menyeluruh, pembongkaran bangunan yang tidak sesuai aturan, dan penerapan standar operasional yang lebih ketat.
Ungkapnya, tim manajemen baru berkomitmen penuh untuk memastikan bahwa setiap aspek dari proyek ini mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia.
“Struktur yang sebelumnya tidak sesuai secara hukum akan dibongkar secara bertanggung jawab. Sepanjang proses ini, tim secara aktif bekerja sama dengan otoritas lokal serta melibatkan para pemimpin, penasihat dan pemerhati budaya Bali sedari awal guna memastikan pengambilan keputusan berjalan secara inklusif dan menjaga integritas budaya secara menyeluruh,” tandas Lisa Sirotinina.
Senada, COO Kadek Agus Purwady menyampaikan visi jangka panjang PT Gold Dragon Management.
“Tugas pertama kami adalah memastikan semua proses berjalan sesuai hukum dan dilakukan secara transparan. Tapi yang tidak kalah penting adalah menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar karena kami percaya pembangunan yang baik dimulai dari kepercayaan. Investor sudah memberi kepercayaan penuh kepada tim manajemen untuk menjalankan visi baru, dan tugas kami adalah memastikan setiap langkah dijalankan dengan penuh integritas,” urainya.
Sementara itu, anggota DPD RI, Niluh Djelantik menyampaikan apresiasinya atas pendekatan yang lebih terbuka dan selaras dengan nilai-nilai lokal dari PT Gold Dragon Management.
“Selama ini, masyarakat hanya ingin satu hal, agar tanah dan budaya kami dihormati. Ketika ada pihak luar yang datang, bukan untuk menguasai, tapi untuk belajar dan berproses bersama, itu jadi awal yang baik. Saya melihat itu ada pada sosok manajemen PT Gold Dragon yang diinisiasi oleh Sergey Solonin serta timnya. Mereka benar-benar mau datang ke komunitas setempat, untuk mendengar, memahami, dan membangun bersama. Visi terlihat nyata yang terlihat dari komitmen dan aksi yang mereka aktivasikan- ada tindakan nyata, dan yang paling penting, ada rasa hormat terhadap nilai-nilai yang hidup di tanah ini. Jadi, proyek ini bukan sekadar pergantian kepemilikan. Titik ini menjadi momen di mana kepercayaan mulai dipulihkan. Dan bagi saya pribadi, itu sangat berarti,” ungkap senator perempuan pertama asal Bali yang duduk di Senayan itu.
Dalam kesempatan itu, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengungkapkan rasa syukurnya atas hadirnya manajemen baru yang mau mendengar dan membuka ruang diskusi serta kerja sama dengan masyarakat setempat.
“Sebagai wilayah yang sangat erat dengan adat dan tradisi, Ubud selama ini terasa seperti kehilangan arah saat tempat ini dikelola tanpa keterbukaan dan tanpa menghormati nilai-nilai lokal. Hari ini saya merasa lega. Untuk pertama kalinya, melalui PT Gold Dragon kami melihat ada itikad baik. Ada niat untuk berjalan bersama, bukan terpisah. Tanah Ubud bukan sekadar lahan, tapi bagian dari jiwa dan warisan leluhur kami. Semoga ini menjadi awal yang benar, di mana pembangunan tidak lagi memisahkan kami dari tanah dan budaya kami sendiri, tapi justru menguatkannya,” tandas Cok Ace.
Lisa Sirotinina menambahkan pengumuman rebranding PARQ Ubud akan disampaikan dalam beberapa minggu ke depan disertai dengan pembaruan terkait konsultasi komunitas, peluang kerja, serta acara mendatang yang akan membuka ruang partisipasi lebih luas. (bp/ken)