TABANAN, Balipolitika.com- Peed Aya (Pawai) Duta Kabupaten Tabanan pada Pesta Kesenian Bali 2025 diwakili oleh Desa Dajan Peken mengangkat Garapan Tematik “Singasana Jaya Mahardika”.
Digambarkan Tabanan merupakan bumi nan asri dengan panorama alam yang indah dengan tatanan persawahannya yang elok menyebabkan Tabanan dikenal dengan lumbung padinya Bali.
Konsep hulu teben sangat kental kaitannya dengan bumi Tabanan, dimana hulu bumi Tabanan merupakan Gunung Batukau sebagai cerminan alam penghasil pangan, teben dikenal dengan pantai/daerah pesisir dengan panorama yang indah.
Di antara hulu dan teben berdirilah dengan megah Kota Tabanan yang saat ini dikenal dengan Kota Singasana.
Diceritakanlah di daerah Batukau berdirilah sebuah desa bernama Desa Wangaya dipimpin oleh Kebayan, yang diberikan wewenang oleh Raja Arya Damar untuk memerintah di wilayah Utara.
Diceritakanlan pertanian Tabanan diserang oleh wabah dan hama penyakit seperti belalang dan tikus serta hama lainnya.
Raja Arya Damar pun kebingungan dan memohon anugerah kepada Hyang Bhatara yang beristana di Pura Batukau, sehingga beliau mendapkanlah pawisik agar nedunan Sang Hyang Sampat.
Sanghyang Sampat metangi bertujuan untuk membersihkan dan memberkahi areal Subak dari segala wabah penyakit hama yang menyerang pertanian.
Cerita ini terinspirasi dari Sang Hyang Sampat yang ada di banjar Puluk-Puluk, Desa Adat Tengkudak.
Garapan Singasana Jaya Mahardika adalah mengenang kejayaan Tabanan yang hingga kini kejayaan bumi Tabanan ini masih terjaga dan terwaris dengan baik, dengan budaya adat sakral serta tradisinya.
Pemimpin era baru menjadi panutan dalam menjaga dan menjunjung nilai-nilai sepirit yang terwaris di bumi Tabanan dengan ide konseptual yang sarat makna akan kesuburan bumi Tabanan yang sejalan dengan visi misi Pemerintah Kabupaten Tabanan mewujudkan Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). (bp/jk/ken)