BALI, Balipolitika.com – Rerahinan Hindu pada Juni 2025, sudah di depan mata. Berikut daftar hari reraihan dan piodalan bagi umat Hindu khususnya di Bali.
2 Juni 2025, Kajeng Kliwon Enyitan. Hari ini, bertepatan dengan hari Kajeng Kliwon. Sesajen sesuai dengan sesajen pada hari Kliwon. Penambahan segehan warna 5 dalam satu wadah.
Dalam lontar Sundarigama. Kliwon sendiri, adalah hari suci Hindu menurut perhitungan Pancawara.
Kliwon merupakan hari suci Bhatara Siwa, dan beliau menggelar semadi. Untuk itu, umat Hindu wajib memohon air suci dengan mempersembahkan canang wangi-wangian di sanggah.
Serta di atas tempat tidur, sembari mengheningkan pikiran. Beberapa banten saat Kliwon, juga di jalan keluar masuk perumahan.
Di antaranya berupa nasi kepel dua buah satu tanding. Pula tiga tanding, memakai lauk bawang jahe.
Suguhan di halaman sanggah, kepada Sang Bhuta Bhucari. Suguhan di jalan keluar masuk perumahan, kepada Sang Durga Bhucari.
Ketiganya ini wajib, sesajen persembahan setiap hari Kliwon. Dengan tujuan untuk menjaga rumah beserta seluruh isinya. Sehingga umat bisa menemukan keselamatan dan kesempurnaan.
Khusus untuk Kajeng Kliwon dengan segehan lima warna, dalam satu wadah. Dan tempat mempersembahkan sesajen itu, adalah di jalan keluar masuk perumahan, serta samping pintu masuk.
Sesajen berupa canang lengawangi, buratwangi, canang yasa, canang gantal, di atas kepada Durgadewi. Sementara sesajen yang ada di bawah, kepada Sang Durga Bhucari, Kala Bhucari, dan Bhuta Bhucari.
Semua ini untuk mendapatkan pahala dari berbagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Baik itu manifestasi positif maupun negatif. Karena Rwa Bhineda, baik dan buruk adalah simbol keseimbangan.
Pahalanya, dalam lontar Sundarigama, adalah penghuni rumah akan mendapatkan keselamatan dan kesempurnaan.
Sebab jika tidak membuat persembahan ini, maka ketiga Bhucari tersebut akan memohon izin kepada Durgadewi untuk membencanai dan menggangu penghuni rumah.
Membuat penyakit, mengundang guna-guna, layaknya desti, teluh, dan lain sebagainya. Menimbulkan berbagai jama penyakit, dan memasang pemusnah untuk memusnahkan vibrasi kekuatan rumah. Sehingga akhirnya para dewata kabur.
Hal tersebut tentu saja memberi kesempatan bagi bala pasukan Sang Hyang Adikala, terutama bala pasuka. Bhatari Durga untuk merusak.
7 Juni 2025, Tumpek Klurut.
Tumpek Krulut atau Tumpek Klandha adalah salah satu hari raya Hindu di Bali yang jatuh setiap 210 hari sekali, yaitu pada Saniscara Kliwon Wuku Krulut.
Tumpek Krulut memiliki makna sebagai hari raya memuliakan dan memohon keselamatan pada benda-benda yang dianggap suci, seperti gamelan, wayang, dan lain-lain.
Pada hari Tumpek Krulut, umat Hindu di Bali biasanya melakukan upacara dan ritual untuk memohon keselamatan dan keseimbangan pada benda-benda tersebut. Mereka juga melakukan pembersihan dan penyucian benda-benda suci tersebut.
Tumpek Krulut juga memiliki makna sebagai simbol untuk menjaga keseimbangan dan harmoni antara manusia dan alam semesta. Dalam upacara Tumpek Krulut, umat Hindu juga memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.
10 Juni 2025, Purnama Sasih Sadha.
Purnama Sasih Sadha adalah hari raya Hindu di Bali yang jatuh pada bulan purnama di Sasih Sadha (bulan keenam dalam kalender Bali).
Makna dari Purnama Sasih Sadha adalah sebagai hari untuk memuliakan Dewa Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Pada hari ini, umat Hindu di Bali melakukan upacara dan ritual untuk memohon keselamatan, keseimbangan, dan pencerahan spiritual.
Purnama Sasih Sadha juga diyakini sebagai hari untuk membersihkan diri dari karma buruk dan memperoleh kekuatan spiritual untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Umat Hindu biasanya melakukan kegiatan seperti meditasi, yoga, dan ritual keagamaan lainnya pada hari ini.
11 Juni 2025, Buda Cemeng Merakih.
Buda Cemeng Merakih adalah hari baik dalam kalender Bali untuk melakukan ritual dan upacara keagamaan.
Makna dari Buda Cemeng Merakih adalah sebagai hari untuk membersihkan diri dari pengaruh negatif, memperoleh kekuatan spiritual, dan meningkatkan kesadaran spiritual.
Pada hari ini, umat Hindu di Bali biasanya melakukan kegiatan seperti meditasi, yoga, dan ritual keagamaan lainnya untuk memohon keselamatan dan keseimbangan hidup.
Buda Cemeng Merakih juga diyakini sebagai hari yang tepat untuk melakukan proses penyucian diri dan memperoleh pencerahan spiritual.
13 Juni 2025, Pujawali Bhatara Sri.
Pujawali Bhatara Sri adalah upacara keagamaan Hindu di Bali yang ditujukan untuk memuliakan Dewi Sri, dewi kesuburan dan kemakmuran.
Makna dari Pujawali Bhatara Sri adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia kesuburan tanah, keberhasilan panen, dan kemakmuran. Upacara ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi umat manusia dan lingkungan sekitar.
Pujawali Bhatara Sri biasanya dilakukan dengan ritual dan persembahan kepada Dewi Sri, serta doa-doa untuk memohon berkat dan perlindungan. Upacara ini memiliki makna penting dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan masyarakat.
17 Juni 2025, Anggara Kasih Tambir & Kajeng Kliwon Uwudan.
Anggara Kasih Tambir adalah hari baik dalam kalender Bali yang memiliki makna sebagai hari untuk memupuk kasih sayang, harmoni, dan keharmonisan dalam hubungan keluarga dan masyarakat.
Pada hari Anggara Kasih Tambir, umat Hindu di Bali biasanya melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan keluarga dan masyarakat, seperti melakukan upacara keagamaan, berkumpul dengan keluarga, dan melakukan kegiatan sosial.
Anggara Kasih Tambir juga diyakini sebagai hari yang tepat untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. Hari ini memiliki makna penting dalam memelihara keharmonisan dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
25 Juni 2025, Tilem Sasih Sadha.
Tilem Sasih Sadha adalah hari bulan baru dalam kalender Bali yang jatuh pada bulan Sadha.
Makna dari Tilem Sasih Sadha adalah sebagai hari untuk introspeksi diri, membersihkan diri dari karma buruk, dan memperoleh kekuatan spiritual untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.
Pada hari ini, umat Hindu di Bali biasanya melakukan kegiatan seperti meditasi, yoga, dan ritual keagamaan lainnya untuk memohon keselamatan dan keseimbangan hidup.
Tilem Sasih Sadha juga diyakini sebagai hari yang tepat untuk melakukan proses penyucian diri dan memperoleh pencerahan spiritual. Umat Hindu biasanya melakukan upacara dan ritual untuk memohon berkat dan perlindungan dari Tuhan. (BP/OKA)