Kidung Kehilangan
: Badaruddin Amir
rimpang kesedihan
menjalar merambati
relung hati
imajinasi kebersamaan
bercanda kehilangan
ruang
semenjana, hentak waktu
terus melaju meniti hari
tentang kehilangan dan
ditinggalkan mencuri
riang
senderut menyuasanai
siang malam berganti-
ganti
muncul ingatan, sesali
sesuatu yang telanjur
terjadi
rimpang kesedihan
meruncing menjelma
lidah api
jilati kenangan, runtuh
menjadi puing-puing
kidung
kidung kehilangan
melumuti paragraf prosa
liris
penanda jalan yang kita
tempuh demikian panjang
kita pernah saling
melukai, tapi tak niat
menyakiti
hanya mendebatkan diksi
dan metafora sungsang
karena kita sama-sama
keras kepala, susah
mengalah
padahal, puisi yang kita
bikin, sejatinya
melembutkan
BKP, Oktober 2024
Menyeduh Sedihnya
Laki-laki yang
tak pandai
menyeduh kopi
sendiri
sungguh
menyedihkan
Suatu pagi, kelak
ketika istrinya
telah tiada
saat ia butuh kopi
siapa yang akan
menyeduhkan
mungkin ia
hanya akan
menyeduh sedihnya
BKP, Desember 2024
Sedih yang Bantat
tidak ada cara lain
melunakkan sedih
yang bantat
selain seduh
dalam cerek
yang pantat
bawahnya hitam
dipanggang panas
yang gigih
mencipta gelegak
saat menjerang air
yang didih
BKP, Desember 2024
Mimpi Masuk Angin
atas alasan takut masuk
angin
aku kenakan jaket, bukan
kulit
bukan jeans seperti milik
Jengki
aku starter motor dan
melaju
menyibak kerumunan
angin
yang menyemut di
pinggir jalan
berjaga bersama anak
sekolah
dengan bendera kecil di
tangan
menunggu iringan
presiden lewat
saat aku lewat, tanpa bisa
kuhindari
satu angin melompat naik
motorku
bersikeras pengin masuk
ke dalam jaket
satu lengannya melingkar
di pinggangku
satu lagi mengibar–
ngibarkan bendera
seperti Jengki mengibas-
ngibaskan jaketnya
anak sekolah terhibur,
riuh bersorak-sorai
aku merasa seperti
presiden sedang lewat
begitu tersadar, aku
mimpi masuk angin
BKP, Desember 2024
Jatuh & Berani
Jatuh adalah kata kerja
yang takut ketinggian,
tapi
setiap ikut ibunya ke
pasar
ia selalu penasaran.
Pengin
sekali naik bianglala, tapi
keberaniannya lebih
gemetar
daripada kedua kakinya
ia tak seberani temannya,
Berani
Berani adalah kata sifat
yang rasa percaya dirinya
tinggi
karena itu, ia suka
ketinggian
setiap ikut ibunya ke
pasar
ia memestikan naik
bianglala
dari atas ketinggian ia
berteriak
memanggil-manggil
nama Jatuh
Jatuh begitu keki
melihatnya
BKP, Desember 2024
Lari & Menang
Lari adalah kata kerja
yang tidak semua orang
suka mengerjakannya
kecuali ada lomba
berhadiah
Menang adalah kata sifat
yang tidak semua orang
gampang
memenangkannya
kecuali ada cara
mencurangi
BKP, Desember 2024
Titik & Koma
Titik dan Koma
bertengkar
di halaman belakang
buku puisi
yang tertelungkup di atas
meja kafe
Buku itu baru saja
diluncurkan
Titik kepada Koma
menagih janji
sebenarnya, lebih kepada
tuduhan
Titik menganggap Koma
lancang
memakai topi miliknya
tanpa izin
Koma berkelit, topi yang
ia pakai
sejak lama menempel di
kepalanya
“Selama ini tak ada orang
meributkan
keberadaan topi di
kepalaku ini. Lihat
para penyair itu pun suka-
suka mereka
menaruh Titik Koma di
tengah kalimat”
Para penyair yang hadir
di situ
tak mengetahui selisih
paham itu
mereka serius
memperbincangkan
teknik penulisan macam
apa itu
menaruh Titik Koma di
tengah kalimat
BKP, Desember 2024
BIODATA
Zabidi Yakub lahir di Banding Agung Ranau, OKU Selatan, Sumatra Selatan, 28 Oktober 1961. Buku yang sudah ditulis: Sehirup Sekopi, Antologi Rasa, Singkapan, dan Hari Makin Senja. Juara 1 Sayembara Menulis Puisi berbahasa Lampung, juara harapan II Sayembara Menulis Esai Sastra Budaya Lampung dalam Keanekaragaman Indonesia, juara 1 Lomba Menulis Esai Membangun Bumi Ruwa Jurai dengan Kearifan Lokal Lampung, dalam rangka Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN) Tahun 2023 Wilayah Provinsi Lampung atas kolaborasi antara Perpusnas Press dengan Dewan Kesenian Lampung. Kontributor buku Negeri Para Penyair, Jalan Sastra Lampung, Suatu Hari Dari Balik Jendela Rumah Sakit, Upacara Tanah Puisi, Terkenang Kampung Halaman – Ingatan–Ingatan pada Tanah Kelahiran, Ijen Purba, dan Serampai Kata Blambangan. Bersama 4 pemenang Hadiah Sastera Rancagé genre sastra Batak, Sunda, Jawa, dan Bali, ia diundang ke Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2023 di Ubud, Bali (18–22 Oktober 2023, menghadiri Jambore Sastra Asia Tenggara di Banyuwangi, 24–26 Oktober 2024 dan ikut menandatangani Maklumat Lembah Ijen.