BULELENG, Balipolitika.com- Belum kering air mata atas tindakan ulah pati alias bunuh diri personil Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian (Bid Propam) Polda Bali bernama Aipda Agus Eddy Suryawan di Jembatan Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung pada Minggu, 16 Maret 2025, Polda Bali kembali berduka.
Kali ini, giliran Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Sukasada, Buleleng bernama Aiptu Made Suwenten ditemukan tewas tergantung di sebuah kandang sapi yang terletak di Banjar Babakan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Senin, 7 April 2025 sekitar pukul 12.00 Wita.
Dikenal ramah dan murah senyum, personil polisi berusia 48 tahun itu diketahui bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Pancasari, Polsek Sukasada, Polres Buleleng.
Korban Aiptu Made Suwenten pertama kali ditemukan oleh saudara kandungnya, Gede Wenten saat datang dari kebun.
Gede Wenten mendadak syok dan histeris lantaran saat melintas di kandang sapi ia melihat tubuh adik kandungnya dalam kondisi tergantung.
Ia pun langsung bergegas memotong selendang yang digunakan sang adik untuk mengakhiri hidup serta memanggil orang tua dan anggota keluarganya yang lain.
Korban Aiptu Made Suwenten tewas akibat lilitan selendang warna biru sepanjang kira-kira 1,5 meter dan diperkirakan meninggal dunia 15 menit sebelum tubuhnya ditemukan tergantung.
Pihak Puskesmas Sukasada menerangkan ditemukan luka jerat pada leher korban hingga membuat lidahnya menjulur dan keluar cairan dari hidung dan vena.
Dugaan korban mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri ini dikuatkan oleh fakta tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Aiptu Made Suwenten.
Pada peristiwa sebelumnya, Aipda Agus Eddy Suryawan meninggalkan surat wasiat pada keluarganya yang hingga kini masih menjadi misteri.
Dalam surat wasiat yang ditujukan kepada Adex Ika Istriku Tersayang itu tertera permohonan maaf yang disampaikan korban sekaligus pernyataan diduga pemicu sang polisi nekat mengakhiri hidup di usia belia, yakni 42 tahun.
“Aku sayang banget Mama. Maafkan Bapak banyak kesalahan yang Bapak perbuat. Bapak hanya berusaha memperjuangkan keadilan. Jaga anak-anak ya, kuatkan mental,” tulis Aipda Agus Eddy Suryawan.
Sembari menyatakan rasa kasih sayang, almarhum Aipda Agus Eddy Suryawan juga berpesan kepada dua orang anaknya agar menjaga ibu mereka.
“Maafkan belum bisa bahagiakan kalian. Agus selalu membebani kalian. Jaga diri dan jaga kesehatan,” tulis Aipda Agus Eddy Suryawan kepada kedua orang tuanya.
Terakhir, Aipda Agus Eddy Suryawan juga berpesan kepada sang adik kadung agar menjaga istri, dua anak, dan kedua orang tuanya.
“Adikku sayang Trisna Dewi. Tolong jaga mereka ya. Jadikan anak-anak Agus orang sukses. Maafkan semua kesalahan Agus. Sampai bertemu kembali apabila kita berkarma. Mama jadi Budha, doakan Pak cepat lahir lagi,” pesan Aipda Agus Eddy Suryawan kepada keluarganya.
Anggota polisi yang pernah berdinas di Bidang Humas Polda Bali dan sebelumnya di Humas Polres Badung ini melompat ke jurang Sungai Tukad Bangkung dari Jembatan Plaga, Petang, Badung.
Nekat ngulah pati, Aipda Agus Eddy Suryawan meninggalkan surat wasiat untuk keluarganya.
Musibah yang dialami Aipda Agus Eddy Suryawan ini terendus karena sosok yang dikenal ramah ini tak kunjung pulang dan dicari keluarga.
Mengetahui informasi dari keluarga, Bid Propam Polda Bali lalu mengerahkan anggota untuk mencari keberadaan anggota Renmin Bid Propam Polda Bali tersebut.
Akhirnya, kendaraan roda empat milik Aipda Agus Eddy Suryawan ditemukan terparkir di ruas jalan Jembatan Bangkung Plaga, Petang, Badung, sekitar pukul 12.00 Wita.
Merasa ada yang tidak beres, rekan-rekan korban melakukan pengecekan dan akhirnya menemukan Aipda Agus Eddy Suryawan terbujur kaku di jurang jembatan di kedalaman puluhan meter.
Korban Aipda Agus Eddy Suryawan meninggalkan surat wasiat yang ditujukan kepada istri tersayang.
“Aku sayang banget sama Mama. Maafkan atas kesalahan, Bapak hanya perjuangkan keadilan. Jaga anak dan kuatkan mental anak-anak,” tulis Aipda Agus Eddy Suryawan.
Dalam surat itu, Aipda Agus Eddy Suryawan meminta maaf kepada orang tua agar menjaga diri dan kesehatan.
Termasuk pesan kepada sang adik berinisial TD agar membantu menjaga anak-anaknya agar kelak menjadi anak sukses.
Kepada sang adik, Aipda Agus Eddy Suryawan juga meminta maaf atas segala kesalahannya.
“Agus mengatakan sampai bertemu kembali apabila kita bersama-sama menjadi Buddha. Doakan agar saya cepat lahir lagi,” tulis Aipda Agus Eddy Suryawan di akhir surat wasiatnya. (bp/tim)