DENPASAR, Balipolitika.com- Genap berusia 12 tahun, Relawan De Gadjah (RDG) menggelar serangkaian kegiatan sosial hingga pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) se-Bali, serta peresmian De Gadjah Center atau Yayasan De Gadjah Bali ditandai pelepasan 12 ekor merpati putih.
Kegiatan ini berlangsung di Sekretariat De Gadjah Center, Renon, Denpasar, pada Minggu, 20 April 2025 malam.
Selain dihadiri ratusan anggota RDG, acara ini juga dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti pengurus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Bali, anggota DPRD Fraksi Partai Gerindra se-Bali, serta mantan Bupati Bangli dua periode, I Made Gianyar.
Pembina RDG, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. atau yang akrab disapa De Gadjah menyampaikan bahwa relawan yang awalnya hanya berjumlah sekitar 60 orang kini telah berkembang menjadi lebih dari 4.000 anggota, khusus untuk wilayah Denpasar.
“RDG terbentuk pada 6 April 2013. Awalnya saya maju ke legislatif, lalu kita bentuk relawan. Dari 60-an orang kini sudah lebih dari 4.000. Tujuan RDG bukan semata untuk saya, tetapi untuk berkiprah di politik mendukung orang-orang yang siap melayani masyarakat,” jelas Ketua Gerindra Bali itu.
Persaudaraan, Loyalitas, dan No Drama
Lebih jauh, De Gadjah menjelaskan filosofi RDG yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan dan loyalitas.
Ia menegaskan bahwa loyalitas harus dicurahkan kepada orang-orang yang benar dan memiliki tujuan yang jelas untuk membantu masyarakat.
“Kalau loyal pada orang yang salah, kita bisa hancur. Saya pernah mengalami itu. Dan saya akhirnya loyal kepada seorang Pak Prabowo end up-nya saya sebagai Ketua DPD dan hampir menjadi, hampir jadi gubernur,” ujar Ketua Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Provinsi Bali masa bakti 2025-2029 itu.
Imbuh De Gadjah, konsep “No Drama” yang jadi ciri khas RDG ia bawa dari pengalaman pribadi saat merantau di Amerika Serikat.
Menurutnya, “No Drama” adalah versi modern dari filosofi Tri Kaya Parisudha, yakni menyelaraskan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.
“RDG adalah dari relawan untuk keluarga, dari relawan untuk relawan, dan dari relawan untuk masyarakat. Tapi jangan sampai karena sibuk jadi relawan, malah nggak punya pekerjaan,” pesan De Gadjah yang juga mengemban amanah sebagai Ketua DPD Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Beladiri (Periksha) Bali itu sambil mengingatkan bahwa RDG bukan dinas sosial, tapi komunitas berjiwa sosial.
Sementara itu, Koordinator RDG Provinsi Bali, I Ketut Darmayasa menambahkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini dibiayai secara swadaya oleh para relawan RDG se-Bali.
Kontribusi dimaksud tidak hanya aspek finansial, melainkan juga ide dan pemikiran konstruktif untuk pengembangan RDG ke depan.
“Ke depan kami akan fokus pada kegiatan sosial, kemanusiaan, dan peningkatan kompetensi anak muda di Bali. Saya yakin RDG punya potensi besar karena anggotanya dari berbagai latar belakang profesi,” jelasnya.
I Ketut Darmayas berharap De Gadjah Center bisa menjadi trendsetter pengembangan sumber daya manusia di Bali agar Pulau Dewata tidak tertinggal dan mampu bersaing di level nasional bahkan internasional.
“RDG bukan ormas, tapi komunitas yang saling menggaungkan tentang persaudaraan bagaimana kita saling mengasihi seperti testimoni-testimoni yang disampaikan RDG tadi yang seperti disebutkan,” pungkasnya.
Struktur Kepengurusan Relawan De Gadjah
DPD Relawan De Gadjah Bali
Koordinator: I Ketut Darmayasa
Sekretaris: Made Murtika Sasmara Putra
Bendahara: I Gusti Agung Adi Merta
Koordinator DPC Kabupaten/Kota
Denpasar: Pande Made Budi Raharja
Badung: I Made Derana
Tabanan: I Putu Eka Witadi
Jembrana: Anak Agung Gede Widiantara
Buleleng: Nengah Anjasmara
Karangasem: Jro Gede Putu Leong
Bangli: I Kadek Arianta
Klungkung: I Ketut Juliarta
Gianyar: I Wayan Aryana. (bp/ken)