TABANAN, Balipolitika.com- Tegaskan komitmen pelestarian adat, agama, tradisi dan budaya, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., konsisten hadiri upacara yadnya di masyarakat.
Terbaru, Sanjaya hadir dalam upacara Ngaben Bersama Banjar Adat Bakisan, Desa Denbantas yang digelar di Balai Banjar Adat Bakisan, Desa Denbantas, Tabanan, Selasa, 4 Februari 2025.
Sambutan hangat perangkat adat, krama, adat dan jero mangku setempat menyambut baik kehadiran Bupati Sanjaya yang turut didampingi oleh anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda Tabanan, dan para pimpinan perangkat daerah terkait.
Pada kesempatan itu, Sanjaya menyampaikan apresiasi terhadap masyarakat Banjar Adat Bakisan yang telah mengamalkan swadharma agama melalui pelaksanaan yadnya yang sakral dan penuh makna di mana puncaknya jatuh pada hari Rabu, 5 Februari 2025 mendatang.
“Titiang atas nama pemerintah memberikan apresiasi terhadap masyarakat titiang driki. Banjar Adat Bakisan ngemargiang yang namanya swadharma agama, becik pisan. Titiang juga di Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan, baik provinsi, sering menyampaikan bahwa hidup kita di Bali ini beda dengan provinsi lainnya. Hanya di Bali ini ada 2 pemerintahan, pemerintahan dinas dan pemerintahan adat,” ujar Sanjaya.
Untuk itu, ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam menjaga keharmonisan antara pemerintahan daerah dan pemerintahan adat selaras dengan visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana di Kabupaten Tabanan menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, dan Madani.
“Bagaimana membangun keharmonisan jagat Bali niki secara sekala dan niskala. Apanya yang dibangun, kramanya, adatnya, dan alam lingkungannya. Ini harus dijaga agar jagat Bali labdha karya antar,” tegas Sanjaya.
Dalam kesempatan itu, Sanjaya juga berpesan pentingnya melaksanakan yadnya yang satwika, yaitu yadnya yang dilakukan dengan penuh ketulusan dari krama masyarakat, dipuput oleh sulinggih dan dihadiri oleh murdaning jagat.
“Tiga elemen utama dalam yadnya sudah hadir di sini, sehingga upacara ini dapat disebut sebagai yadnya yang satwika. Saya hadir di sini untuk memberikan motivasi dan mendorong masyarakat agar terus melaksanakan yadnya dengan semangat gotong royong, penuh kebersamaan, serta pakedek pakenyem,” tutupnya.
Di kesempatan yang sama, Gusti Putu Kariana selaku ketua panitia acara menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Sanjaya beserta jajaran.
Melalui laporannya, ia memaparkan upacara Ngaben diikuti oleh 8 sawa dengan biaya Rp3.500.000 per sawa, 4 sawa ngelangkir dengan biaya Rp750.000 per sawa, 12 orang metatah dengan biaya Rp500.000 per orang, dan upacara telu bulanan diikuti oleh 14 orang dengan biaya 750.000 per orang. (bp/ken)