ILUSTRASI – Pria 20 tahun tewas tenggelam di Pantai Pulukan Jembrana.
JEMBRANA, Balipolitika.com – Seorang pria berusia 20 tahun meninggal dunia akibat tenggelam terseret arus di Pantai Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Jumat (24/1) siang.
Penemuan jasad Rendi Adi Saputra asal Bangsal Sari, Kabupaten Jember, 30 menit setelah tenggelam dengan jarak tiga meter di sebelah barat dari tempat ia mandi.
Pihak keluarga telah menerima kejadian tersebut, sebagai musibah dan mengikhlaskan kepergian Rendi.
Menurut informasi, peristiwa tersebut bermula saat korban bersama tiga kawan lainnya berangkat dari bedeng proyek tempat mereka tinggal di Banjar Arca Dwipa, Desa Pulukan sekitar pukul 09.30 Wita.
Setibanya di Pantai Pulukan, Rendi turun dari sepeda motor dan sempat mengatakan bahwa dia merasa gerah.
Ia lantas bergegas melepas pakaian, sehingga hanya mengenakan celana dalam dan berlari ke arah laut serta langsung menceburkan diri ke laut.
Perilakunya tersebut sempat dapat teguran kawannya, atau saksi 1 dengan meneriaki korban “awas ombak besar, jangan mandi dulu”.
Rendi justru tak mengindahkan teguran tersebut dan memilih tetap berada di dalam air. Tak lama kemudian, para saksi justru melihat korban terseret arus dan menghilang.
Melihat hal tersebut, kawan-kawannya pun tak berani terjun ke laut karena tak ada yang bisa berenang. Mereka hanya menunggu di pinggir pantai.
Hingga akhirnya, sekitar 30 menit kemudian setelah tergulung ombak, tangan korban terseret arus terlihat sekitar tiga meter di sebelah barat tempatnya menceburkan diri di awal.
Melihat hal tersebut, dua kawannya lantas mendekatinya dan ternyata korban telah meninggal dunia.
Mereka langsung menginformasikan kejadian tersebut kepada teman-temannya di proyek pembangunan villa Pulukan.
Sejumlah kawan bersama kelian dinas setempat langsung menuju TKP sembari menginformasikan ke Polsek Pekutatan.
Personel Polsek Pekutatan kemudian mendatangi TKP, bersama petugas kesehatan Puskesmas 1 Pekutatan dan mengevakuasi mayat korban ke Puskesmas Pekutatan.
“Sempat kawannya tegur tapi korban tidak dengar. Tak lama setelah itu korban terseret arus,” kata Kapolsek Pekutatan, Kompol I Putu Suarmadi.
Dia menyebutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter Puskesmas I Pekutatan tidak ada kejanggalan pada tubuh korban.
Pihak keluarga juga telah menyatakan menerima kematian korban, sebagai sebuah musibah dan tidak menghendaki auotopsi.
“Informasi sementara motifnya langsung mandi ke pantai karena ada suatu permasalahan,” ungkapnya.
Sementara, Kompol Suarmadi mengimbau agar seluruh masyarakat tetap waspada dan hati-hati serta memantau situasi ombak ketika mandi di Pantai. Hal ini untuk mengantisipasi peristiwa serupa terjadi di kemudian hari.
“Kami imbau agar tetap melihat kondisi ombak dulu, jangan asal mandi ketika ombak besar. Karena bisa berpotensi terseret arus laut,” imbaunya. (BP/OKA)