Ilustrasi: Ignatius Darmawan
KUPU-KUPU
jadilah kupu kupu
lupakan ulat bulu
dan kepompong masa lalumu
terbang, terbanglah sesuka kau mau
jelajah semesta dan alam raya
kembangkan, kembangkan sayapmu
jangan ragu, jangan jera
meski sayap-sayapmu rapuh mudah remuk
terbang sejauh kau mampu
walau badai akan mengoyak-menghancurkan akhirnya
terbanglah!
setidaknya kau sudah tunjukkan pada dunia
kau pernah ada
sebagai kupu-kupu yang bisa terbang
bukan hanya ulat yang cuma merayap
Kumendung, Desember 2022-Januari 2023
DI JALANAN TENGAH MALAM
di jalanan tengah malam
aku berdiri
melihat orang orang memungut tiap kata dari hatiku
dan mimpiku mereka jadikan hiasan dinding kamar
tangis yang telah kujadikan doa
berceceran di bawah telapak kaki mereka
kuteriak, tapi tak satupun peduli
bahkan jeritan jiwaku mereka lipat dalam selimut
mereka jadikan ranjang, guling dan alas kaki
aku hanya bisa berdiri kaku di kegelapan
aku hanya bisa berdiri kaku
berharap tuhan mengirim malaikat menolongku
tapi hanya sunyi yang kurasa
datang perlahan mendekap tubuhku
membawa sukmaku melayang di keheningan
membawa terbang menembus kegelapan
Kumendung, Jumat, 6 Januari 2023
UNTUK KAWAN YANG TELAH BERPULANG
akhirnya sampai juga kau di sana
tempat di mana kita akan berkumpul
kita semua akan di sana
bukankah itu yang kau rindukan hari-hari terakhir ini, kawan:
menunggu takdir?
kita semua akan menerima takdir itu: kematian
bertahun-tahun menjalani cerita
akhir ujungnya adalah kematian
hari-hari panjang melelahkan telah kau jalani
apalagi yang ingin kau selesaikan?
tak perlu apa-apa lagi aku rasa
cukuplah semua yang pernah ada
kini setelah sebagian teman,
kerabat juga keluarga lebih dahulu berangkat
kau pun menyusul
kapan giliranku?
tak perlu kau tanyakan
saatnya suatu ketika akan tiba
tanpa rencana apalagi dengan hitungan matematika
dan tangis yang menggantung di ujung hari
akan berhenti sendiri meratapi sedihnya
Kumendung, Oktober 2022
PERJALANAN SUDAH BERAKHIR
(catatan yang tertinggal)
hari sudah senja, jiwaku
gelap sebentar akan datang
apa yang masih kau cari?
sementara semua orang
telah sampai di tempat masing-masing
sekedar berbaring
atau lelap dengan mimpi baru
kau masih menunggu
kereta yang bakal berangkat
mengantarmu ke tujuan
o sudah tak ada sepertinya
tak tahukah, wahai hatiku
perjalanan sudah berakhir
tak ada lagi yang datang
apalagi berangkat
semua telah sampai di tujuan
tak ada yang akan datang
atau berangkat
tik tok jam di dinding
berputar tak lagi menghitung detik
waktu membeku
di bangku-bangku tunggu
dan rel membujur sepi
tanpa suara
melintas di batas hari
tak ada lagi sisa mimpi lama
semua telah berganti baru
mimpi lama telah lapuk
dan nyaris remuk
bahkan kini tak guna lagi mimpi
perjalanan sudah berakhir
tak ada lagi yang datang
apalagi berangkat
kini tinggal menunggu
datangnya malam
untuk menyambut kegelapan
dan biarkan semua berlalu
juga mimpi-mimpi
yang tak pernah bakal nyata itu
dan lupakan
senjamu telah tiba, diriku
tak ada lagi perjalanan baru
dan di balik pintu
gelap sudah menunggumu
saatmu kini tidur
dengan atau tanpa mimpi
selamat datang
di dunia baru
Kumendung, Oktober 2022
BIODATA
Gimien Artekjursi, lahir 3 Agustus l963. Tinggal di Banyuwangi. Puisinya dipublikasikan di media cetak dan online di Indonesia. Antologi yang memuat puisinya, antara lain Para Penyintas Makna (Teras Budaya, 2021), Pujangga Facebook Indonesia (PT Metaforma Internusa, 2022). Ia pernah memenangkan lomba menulis puisi tingkat nasional yang diselenggarakan Sanggar Minum Kopi Bali l989 dan Nagerikertas.com 2022. Fb: Gimien Art.
Ignatius Darmawan adalah lulusan Antropologi, Fakultas Sastra (kini FIB), Universitas Udayana, Bali. Sejak mahasiswa ia rajin menulis artikel dan mengadakan riset kecil-kecilan. Selain itu, ia gemar melukis dengan medium cat air. FB: Darmo Aja.