MEMBACA SIMBOL: Tarot reader sekaligus spiritual guide bernama Sekar Ayunda, CHT. CCT mengulas peruntungan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali masa bakti 2025-2030, Wayan Koster- I Nyoman Giri Prasta di Channel Sekar Ayunda Spiritual.
DENPASAR, Balipolitika.com– Berubah status dari bakal calon menjadi Calon Gubernur Bali dan Calon Wakil Gubernur Bali masa bakti 2025-2030 terhitung sejak Minggu, 22 September 2024, Wayan Koster- I Nyoman Giri Prasta yang diusung partai politik juara Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, yakni PDI Perjuangan diramalkan akan mengalami lika-liku pelik jelang hari pencoblosan Rabu, 27 November 2024 mendatang.
Ramalan ini disampaikan seorang tarot reader sekaligus spiritual guide bernama Sekar Ayunda, CHT. CCT di Channel Sekar Ayunda Spiritual.
Diposting pada Jumat, 20 September 2024, hingga Minggu, 22 September 2024 pukul 18.35 Wita, konten Sekar Ayunda yang merupakan seorang tarot counselor bersertifikat resmi dan sudah puluhan tahun membuka praktik spiritual di Bali disaksikan sebanyak 17.248 penayangan plus 169 orang membubuhkan tanda suka.
Dalam tarot politik Pilkada Bali berjudul “Wayan Koster- Giri Prasta PDI Akan Kalah di Kandang???” Sekar Ayunda menjelaskan bahwa dirinya meramal peruntungan dua politisi PDI Perjuangan yang bertarung di Pilgub Bali 2024.
Peruntungan Wayan Koster- Giri Prasta dilihat menggunakan media kartu tarot.
“Secara personal peruntungan Bapak Giri Prasta menjadi Gubernur Bali (calon, red) itu sudah bunda buatkan berjudul “Giri Prasta Diramalkan 100 Persen Akan Menangkan Bali??!” Tetapi di Bali ini ada rencana lain, rekayasa lain bahwa Giri Prasta ini tidak bisa menjadi Gubernur Bali (calon, red), tetapi Giri Prasta ini menjadi Wakil Gubernur Bali (calon, red). Jadi tetap dengan posisi dulu, yaitu Bapak Wayan Koster sebagai Gubernur Bali (calon, red) dan Giri Prasta sebagai Wakil Gubernur Bali (calon, red),” ulas Sekar Ayunda.
Sekar Ayunda lalu memadukan peruntungan Koster-Giri berdasarkan ramalan kartu tarot.
“Apakah perpaduan Wayan Koster dan Giri Prasta akan bisa memimpin Bali?” tanya Sekar Ayunda sembari memperkenalkan secara singkat sosok Koster.
“Bapak Wayan Koster ini dulu pernah ada berita di mana Beliau ini dulu dikaitkan dengan korupsi (dugaan, red). Tetapi bagaimana tindak lanjutnya juga kita tidak tahu, apakah Bapak Wayan Koster ini benar-benar korupsi atau tidak,” tandas Sekar Ayunda.
Wayan Koster urainya lahir pada 20 Oktober 1962 pada Sabtu Wage dengan nasib Pascasuda Satria Wirang dan khodam pendamping macan putih serta berzodiak libra.
“Orang yang lahir dengan pancasuda satria wirang ini sudah sering bunda katakan bahwa Beliau atau orang tersebut sudah banyak memberikan pengabdian, banyak menolong orang, kadang kena fitnah. Nah, apakah berita mengenai Beliau tersangkut korupsi itu juga hanya fitnah? Beliau memiliki khodam macan putih, khodam yang dimiliki oleh punggawa kerajaan dulu. Dan Beliau adalah seorang zodiak libra, ini kadang pendiriannya tidak tetap, sering berubah-ubah,” ulas Sekar Ayunda sebelum akhirnya menarik energi Koster-Giri menggunakan kartu tarot.
Sekar Ayunda membeberkan bahwa secara individu sosok Giri Prasta memiliki peluang besar untuk menjadi Gubernur Bali.
“Namun dari perpaduan Wayan Koster dan Giri Prasta ini seharusnya dievaluasi dulu karena energinya di sini sangat tidak bagus. Ibaratnya dua kepala dijadikan satu. Wayan Koster ini seorang pemimpin dan Giri Prasta juga seorang pemimpin. Sebelumnya kita tahu bahwa Giri Prasta ini adalah Bupati Badung dan Beliau sukses memimpin Badung, sedangkan Wayan Koster Gubernur Bali. Jadi ini seperti ular yang berkepala dua jadinya. Jadi dua kepala dijadikan satu. Maka sebetulnya ini dievaluasi dulu. Namun, kita tidak tahu alasannya kenapa Wayan Koster ini didampingkan dengan Giri Prasta padahal Giri Prasta saja sudah bisa diharapkan untuk menjadi Gubernur Bali, tidak tahu alasannya apa,” papar Sekar Ayunda.
Sekar Ayunda menunjukkan kartu “bumi” yang keluar saat ia membaca peruntungan Koster-Giri di Pilgub Bali 2024.
Ungkapnya kartu tarot bumi adalah simbol dari keberkahan atau keberlimpahan.
Simbol bumi ini ungkap Sekar Ayunda disandingkan dengan kartu negatifnya berupa 10 pedang.
“Ini dua kepala yang tidak bisa diharapkan untuk keberhasilan. Jadi kalau dilihat dari dua kepala, ini tentu pikirannya akan beda-beda. Yang wakil gubernurnya (calon, red) yaitu Giri Prasta, ini punya ide-ide cemerlang, kreatif, sedangkan Wayan Koster juga sama punya ide-ide. Nah, ide-ide ini bisa saja berbenturan. Maka ini yang simbolnya tadi bumi itu bagus untuk kesejahteraan masyarakat, ini akan menjadi konflik personal atau bisa menjadi konflik di dalam diri mereka sendiri; di dalam kepemimpinan Wayan Koster dan Giri Prasta sendiri. Ini energi pertama yang bisa bunda tarik,” tegasnya.
Sekar Ayunda menambahkan perpaduan Wayan Koster dan Giri Prasta menghasilkan simbol 5 koin yang bermakna saling berbenturan.
“Kemudian energi lainnya bagaimana Wayan Koster dan Giri Prasta ini dipadukan ini ada simbol 5 koin yang merupakan energi spirit. Jadi energi spirit dari Wayan Koster dan energi spirit dari Giri Prasta juga berbenturan. Energinya Giri Prasta terlalu kuat untuk saat ini, powernya, sehingga bisa saja ini menyebabkan kesehatan fisik dari Wayan Koster sendiri yang terganggu. Jadi, ini bisa mengarah ke situ,” pungas Sekar Ayunda.
Selanjutnya, Sekar Ayunda mengeluarkan kartu tarot berbentuk AS Pedang.
“AS Pedang ini perpaduan dari energi mereka (Koster-Giri, red), berbenturan sehingga ini bicara spiritual bisa menyebabkan Koster ini sakit karena energinya itu. Dan ini benar-benar sobat bunda, ini bisa menyebabkan itu (Koster sakit, red) karena masing-masing orang punya kekuatan spiritual,” imbuh Sekar Ayunda.
Lebih jauh, diperlihatkan kartu tarot berlambang dua tongkat yang berhubungan dengan bagaimana nanti ketika Koster-Giri menang dan memegang jabatan strategis di Pulau Dewata.
“Energinya secara individu ini tidak berpengaruh baik kepada Wayan Koster dan secara global walaupun nanti bisa mereka menjadi Bali 1, Wayan Koster dan Giri Prasta terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, tapi efeknya ini tidak baik,” urai Sekar Ayunda.
Kartu tarot selanjutnya yang diperlihatkan Sekar Ayunda berlambang raja koin.
Raja koin ini jelasnya merupakan simbol dari keberlimpahan harta atau keuangan atau bisa dikaitkan dengan masalah perekonomian.
“Jadi ini bisa dilihat secara lebih mendalam oleh pakar politik kenapa Wayan Koster dan Giri Prasta dipadukan, tetapi ending kartu terakhir ini adalah bagaimana secara perekonomian mereka berdua ya, Bali masih bisa bertahan untuk perekonomiannya, namun untuk mereka berdua, apa yang menjadi ketidakbaikan terjadi antara mereka berdua sendiri, gitu. Tapi, efeknya tidak berimbas kepada masyarakat banyak,” ungkapnya.
“Peluangnya mereka bisa menjadi gubernur dan wakil gubernur, tetapi ada hal-hal baik dan tidak baik yang bisa saja terjadi di antara mereka berdua,” tutup Sekar Ayunda. (bp/ken)