Ilustrasi Pixabay – Makna canang dan kwangen dalam Hindu tidak sederhana. Sehingga umat harus paham, agar tidak salah tafsir.
BUDAYA, Balipolitika.com – Sejatinya canang, jejaitan, dan upakara lainnya dalam Hindu memiliki makna yang luar biasa.
Salah satu sarana upakara adalah kwangen, berasal dari Bahasa Jawa Kuno, yaitu dari kata wangi yang artinya harum.
Sehingga kwangen dapat diartikan keharuman. Fungsinya adalah untuk mengharumkan nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Di dalam lontar Sri Jaya Kesunu, tertulis bahwa kwangen juga sebagai simbol Omkara. Atau aksara suci Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Terlihat dari bentuk kwangen yang lonjong berbentuk kojong. Atau segitiga lancip, sebagai lambang Ardhacandra.
Dalam kitab Upanisad, juga tertulis bahwa kwangen adalah lambang Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Porosan silih asih pada kwangen, adalah lambang purusa-pradana. Bunga pula adalah lambang restu dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Bunga juga lambang ketulusikhlaskan dan lambang kesucian pikiran. Secara nyata, bunga yang indah dan harum akan memberikan vibrasi kebahagiaan dan kedamaian.
Sehingga dalam menghaturkan bakti persembahyangan, seseorang bisa berkonsentrasi. Untuk itu, bunga selalu ada baik di dalam kwangen maupun di dalam canang.
Dalam Bhagavadgita Bab IX, Sloka 26 tertulis ‘siapapun dengan kesujudan mempersembahkan kepadaKu daun, bunga, buah-buahan, dan air persembahan. Yang dasarnya oleh cinta dan keluar dari lubuk hati yang suci. Aku terima’.
Sehingga selain bunga, ada pula buah, daun, air suci atau tirta hingga api dan dupa.
Api atau yang umum yaitu dupa, sebagai pembasmi mala atau kotor serta mengusir kekuatan negatif.
Api juga kerap jadi saksi dalam persembahyangan. Dan asap dari dupa yang terbakar, perlahan-lahan naik ke atas ke akasa (angkasa). Menuntun konsentrasi pemujaan kepada Sang Hyang Tunggal (Tuhan).
Tak kalah dengan bunga, keharuman aroma dupa juga memberikan vibrasi nyaman, tentram, dan damai.
Sehingga pemujaan kepada Tuhan bisa berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan api juga dipercaya dapat mengusir roh jahat, yang kerap menganggu konsentrasi manusia.(BP/OKA)