LANTIK: Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa menghadiri Puncak Perayaan HUT ke-54 Sekaa Teruna Jeladi Suta sekaligus pelantikan pengurus untuk masa bakti 2024-2027 di Balai Banjar Segara Kuta, Kamis, 15 Agustus 2024.
BADUNG, Balipolitika.com- Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menghadiri Puncak Perayaan HUT ke-54 Sekaa Teruna (ST) Jeladi Suta yang mengambil tema “Kreativitas Anak Muda Mewujudkan Indonesia Jaya”.
Acara ini sekaligus dirangkai dengan pelantikan pengurus untuk masa bakti 2024-2027 di Balai Banjar Segara Kuta, Kamis, 15 Agustus 2024.
Turut hadir dalam kesempatan ini anggota DPRD Kabupaten Badung I Nyoman Graha Wicaksana, Camat Kuta D. Ngurah Bayudewa, Lurah Kuta I Ketut Suana, Bendesa Kuta I Komang Alit Ardana, beserta tokoh masyarakat lainnya.
Dalam HUT tersebut, pemerintah membantu Rp10 juta dan Wabup Suiasa secara pribadi membantu Rp4 juta yang diterima oleh Ketua ST Jeladi Suta, I Ketut Budi Oktayasa.
Dalam sambutannya, Suiasa mengajak masyarakat semua ngastiti bakti kepada Ida Hyang Widhi Wasa, karena memberikan anugerah kepada semua didalam melaksanakan kewajiban.
Perayaan HUT ST. Jeladi Suta diharapkan sekaa teruna atau generasi muda yang merupakan calon-calon pemimpin di Kabupaten Badung ke depan mau belajar dengan baik dan berperan aktif dalam berorganisasi di lingkungan masyarakat.
“Dalam organisasi sekaa teruna inilah tempat kita belajar dasar pemikiran yang baik, untuk ke depannya bisa kita gunakan sebagai bekal di masa depan. Saya sebelum menjadi Wakil Bupati mendampingi Bapak Giri Prasta dimulai dari menjadi Ketua Sekaa Teruna, di situlah kita dapat belajar bagaimana berorganisasi untuk di lingkungan, di situlah kita bisa memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang benar,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, di zaman persaingan seperti sekarang, pemuda mestinya menempa diri dan melatih diri untuk bisa lebih cepat untuk berpikir dan mengambil keputusan agar tidak tertinggal.
“Oleh karena itu, saya berpesan kepada para yowana untuk tidak lupa dan tidak berseberangan dengan Sima, Dresta atau tradisi yang ada di banjar adat maupun di Desa Adat Kuta, serta kita harus selalu menjaga nilai-nilai luhur yang ada di sini, agar tetap ajeg dresta dan purna dresta yang ada di sini,” imbuh Suiasa. (bp/ken)