MENUJU FREEDOM SUMMIT III: Manajer Operasional Bali Bersama Bisa Mental Healthcare (BBBMH), Agus Endrawan diwawancarai, Rabu, 31 Juli 2024.
BADUNG, Balipolitika.com- Fakta mengejutkan tersaji dalam jumpa pers yang digelar Yayasan Bali Bersama Bisa (BBB) di Sekretariat BBB Mental Healthcare, Jalan I Wayan Gentuh X Casa 8, Banjar Kwanji, Desa Dalung, Kuta Utara, Badung, Rabu, 31 Juli 2024.
Sembari menjabarkan tentang agenda event Freedom Summit III: Ekspedisi Pendakian Gunung Terbesar di Indonesia dan Inisiatif Kesehatan Mental” dalam rangka penggalian dana untuk pelayanan kesehatan mental gratis di Indonesia, khususnya Provinsi Bali.
Manajer Operasional Bali Bersama Bisa Mental Healthcare (BBBMH), Agus Endrawan menjabarkan alasan kenapa Bali Bersama Bisa memanggil masyarakat dunia, khususnya Indonesia mendukung Freedom Summit III.
Agus Endrawan mengungkapkan fakta menyedihkan berupa stigma negatif tentang kesehatan mental di Indonesia yang saat ini memberikan tantangan nyata.
“Banyak orang yang membutuhkan bantuan, namun tidak dapat mengaksesnya karena kekurangan tenaga profesional. Di tingkat nasional saja, rasionya 1 psikiater harus menangani 223.587 penduduk Indonesia,” ungkapnya sembari menjelaskan BBBMH didirikan pada Hari Kesehatan Mental di tahun 2020 sebagai kolaborasi dari 10 lembaga swadaya masyarakat di Bali.
“Seiring berjalannya waktu, jangkauan kami semakin luas karena semakin banyak orang yang terhubung dengan BBB. Untuk itu, kami mengembangkan berbagai program terkait kesehatan mental seperti program rawat jalan 28 hari, community connection night, dan lainnya. Salah satu layanan kami, BISA Helpline bahkan telah mendapatkan pengakuan di seluruh Indonesia di mana sekitar 300 orang dari seluruh Indonesia menghubungi BISA Helpline untuk meminta dukungan emosional setiap minggunya. Sebulan rata-rata kami dihubungi kurang lebih 1.000 orang yang dominan berasal dari Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bali. Kami menyapa mereka dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia,” beber Agus Endrawan.
“Kami percaya, masyarakat yang kuat adalah masyarakat yang sehat. Inilah mengapa Bali Bersama Bisa hadir untuk mempromosikan pentingnya kesehatan mental selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3. Gerakan ini tentunya berkontribusi pada peningkatan layanan kesehatan mental di tingkat nasional maupun global. Bersama, kita bisa!,” ungkap Agus Endrawan. (bp/ken)