LILITAN PINJOL: Data kondisi macetnya kredit pinjaman online, didominasi oleh Gen X dan Milenial
JAKARTA, Balipolitika.com- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penyaluran dana pinjaman online atau pinjol dari fintech lending pada April 2024 mencapai Rp21,67 triliun, yakni di wilayah Jawa Rp16,62 triliun dan di luar Jawa Rp5 triliun.
Untuk di wilayah Jawa, penyaluran pinjaman pinjol paling banyak berada Jawa Barat senilai Rp5,775 triliun, disusul DKI Jakarta Rp3,8 triliun, dan Jawa Timur Rp3,25 triliun.
Sementara di luar Jawa, penyaluran terbesar di Sumatera Utara senilai Rp 615 miliar, kemudian Bali Rp449 miliar, disusul Sulawesi Selatan Rp394 miliar, dan Sumatera Selatan Rp 360 miliar.
Adapun dari total pinjaman yang disalurkan untuk sektor produktif jumlahnya hanya Rp6,9 triliun. Paling banyak disalurkan untuk Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor senilai Rp3,175 triliun, kemudian untuk penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Rp 1,385 triliun.
Kredit Macet Capai Rp 1,75 Triliun
Dilihat dari sisi outstanding pinjaman atau pinjaman yang belum dilunasi, OJK mencatat hingga April 2024 pinjaman dari perseorangan jumlahnya mencapai Rp 57,35 triliun, terdiri dari usia di bawah 19 tahun Rp 213,1 miliar, usia 19-24 Rp 28,8 triliun, usia 35-54 Rp 24,7 triliun, dan usia di atas 54 tahun Rp 3,5 triliun.
Dari total tersebut, pinjaman perseorangan yang lancar atau sampai dengan periode 30 hari jumlahnya Rp 51,9 triliun, dan pinjaman tidak lancar periode 30-90 hari senilai Rp 4,1 triliun.
Adapun total pinjaman macet atau tunggakan lebih dari 90 hari dari perseorangan jumlahnya senilai Rp 1,3 triliun terbagi dari jenis kelamin laki-laki Rp 696,3 miliar dan perempuan Rp 605,5 miliar.
Jika dirinci kembali, pinjaman perseorangan macet senilai Rp 1,3 triliun tersebut terdiri dari peminjam laki-laki Rp 696 miliar dan perempuan Rp 605 miliar.
Dari sisi usia, peminjam di bawah usia 19 tahun yang pembayarannya macet jumlahnya senilai Rp 1,79 miliar, usia 19-34 tahun Rp 667,1 miliar, usia 35-54 tahun Rp 541,2 miliar, dan usia lebih dari 54 tahun senilai Rp 91,6 miliar.(bp/luc)