Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Seni Rupa

HARMONI HIJAU

Oleh: Jajang R. Kawentar

SELAMA ini difahami hanya perempuan satu-satunya jalan ninja untuk mencapai hidup keberlanjutan yang bisa mengandung, mereproduksi keturunan. Tentunya tidak lepas atas hubungan dan kerja sama yang baik dengan laki-laki pasangannya sehingga kehidupan manusia berlangsung sampai kini. 

Harmoni hijau atau hijau yang harmoni boleh jadi membayangkan indahnya suatu gradasi warna berpatokan pada berbagai varian dari warna hijau. Warna hijau dikawinkan dengan satu warna lain yang kadarnya diatur secara bertahap. Warna hijau yang dicampur itu menjadi berkembang dari dominasi intinya hijau. Namanya bisa jadi tidak lagi hijau, tapi nama yang berbeda. Seperti regenerasi kehidupan. Setiap generasi berkembang dinamis dan selalu berubah sesuai zamannya. Tidak hanya regenerasi manusia tetapi segala aspek-aspek kehidupan yang mengiringi dan meliputinya. 

Harmoni hijau seperti kemampuan perempuan yang multitasking dan multitalenta. Melukis bisa disambi berkebun, memasak, beres-beres rumah, mencuci, momong anak sambil menjawab WhatsApp. Dalam satu momen banyak yang dikerjakan dan dipikirkan; tidak hanya melukis tetapi sambil melakukan pekerjaan rutin perempuan. Tentunya ini naluriah perempuan yang dapat terus diwariskan, dan kebaikan-kebaikannya dapat diajarkan. Sebuah keterangan menjelaskan bahwa kecerdasan itu diwariskan dari garis ibu. Berbeda kalau laki-laki melukis, paling sambil merokok. Tidak heran kalau ada WhatsApp atau telepon kadang tidak direspons, lebih sering dibiarkan bahkan mungkin dimatikan. Keseimbangan fokusnya goncang. Kalau direspons, berhenti melukis gantian jadi asyik mainkan handphone. Biarkan saja. 

Sebagai orang timur, menyadari itu keagungan Tuhan, hukum alam, kebajikan semesta, fitrahnya kehidupan. Setiap segala sesuatu memiliki keutamaan sendiri, semua saling melengkapi sehingga kehidupan mencapai keseimbangan. Keadaan dan kenyataan itu tidak untuk diperdebatkan namun dihayati dan disyukuri sebagai suatu anugerah sehingga mencapai kehidupan damai, selaras dengan alam, dan lestari. 

Peranan perempuan dalam merawat keseimbangan alam menjadi utama, kehidupan tetap stabil, dan berkelanjutan. Kita pernah dengar di balik laki-laki yang hebat ada perempuan hebat di sampingnya. Di balik bangsa yang hebat terdapat perempuan-perempuan yang tangguh. 

 

Nilai-nilai Kesadaran Perempuan dalam Karya

Hotel Greenhost Boutique Yogyakarta dengan Alur Agency dalam usahanya berkomitmen di garis keras dan terdepan bagaimana praktek menjaga serta mengingatkan supaya kehidupan tetap harmonis berkelanjutan melalui berbagai program kegiatan seni budaya lokal yang digelar di galerinya. 

Terakhir menggelar event pameran seni lukis menyangkut nilai kesadaran perempuan memaknai Hari Kartini 21 April 2024, tokoh perempuan Jawa, pejuang kemerdekaan, pahlawan nasional kelahiran Jepara 21 April 1879.

Raden Ajeng Kartini salah satu perempuan yang menginspirasi generasi perempuan sesudahnya. Mendengar bagaimana cerita perjuangan R.A. Kartini itu semua anak perempuan bangga dan ingin menjadi Kartini. Bahkan sampai laki-laki remaja pun memiliki keinginan mendapatkan pasangan seperti Kartini. Perempuan yang mandiri, berpendidikan, dan berusaha memerdekakan jiwa serta kaumnya. 

Begitupun pameran Harmoni Hijau ini digelar menjadi inspirasi perempuan lainnya dan generasi selanjutnya. Pameran ini berbeda dengan pameran perempuan lainnya karena didampingi karya-karya lukis yang memiliki nilai-nilai kesadaran perempuan dari pelukis laki-laki, digelar di Hotel Ikonik Go Green Yogyakarta. Tentunya sesuai kriteria kurasinya oleh kurator Ipo Hadi yakni dari berbagai kalangan, tingkatan usia, dan lintas profesi, dengan alam perempuan sebagai temanya. Selain menampilkan perempuan pelukis, ibu rumah tangga, wanita karier, akademisi dan yang masih menempuh pendidikan. Dengan visi misi bagaimana memberdayakan  perempuan dan kelestarian lingkungan baik perannya di masyarakat dan prakteknya serta aspirasinya yang diekspresikan pada sebuah lukisan. 

Selain tentang domestik, lingkungan, keinginan, dan harapan juga persoalan sosial menjadi dominasi bahasa ungkap dalam karya-karya yang dipamerkan. Pesan-pesan yang disampaikannya lebih pada penyelesaian masalah ketidakpuasan atau menggenapkan rasa yang hilang, menyempurnakan dalam menetralisir kegundahan: tidak hanya untuk dipahami tapi dimengerti. 

Terdapat 23 peserta pameran, 18 pelukis perempuan, 5 laki-laki, serta terdapat peserta dari luar Yogyakarta, yakni Solo, Mojokerto, dan Bali: Aphrodita Wibowo (Yogyakarta), Zalfa Z (Yogyakarta), Ati’il Hasna (Yogyakarta), Laurentia Kenya Biru Ing Ati (Yogyakarta), Jeanet Ruth Cendri (Yogyakarta), Pinna Afanda Setya Putri (Yogyakarta), Inayatul Husna (Yogyakarta), Nabila Alya (Solo), Joelya Pandjalu (Yogyakarta), Silvani Andalita (Bali), Retno Aris (Yogyakarta), Indira Bunyamin (Yogyakarta), Hani Santana (Yogyakarta), Febrita Yustiani (Yogyakarta), R. Wisnu D (Yogyakarta), G.A Wicaksono (Yogyakarta), V. Athalia D (Yogyakarta), Kinaraku Dewadaru (Yogyakarta), Dwipo Hadi  (Yogyakarta), Valentino Febri (Yogyakarta), Ika Ria (Yogyakarta) Clover Auckland  (Mojokerto), dan Vivie Elizabeth (Yogyakarta). Karya yang dipamerkan sebanyak 30 lukisan, berlangsung dari tanggal 29 April hingga 14 Juni 2024.

 

Perempuan sebagai Ibu

Peranan penting perempuan yang tidak dapat digantikan adalah melahirkan. Perempuan yang melahirkan dipanggil ibu. Setiap yang dilahirkan serta melahirkan akan memiliki peran dalam kelangsungan kehidupan dan mewarnai dunia. Melahirkan proses kreatif penciptaan karya dan dilahirkan itu wujud karya-karya yang diciptakan hadir. 

Ibu adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Sebelum mengenal guru-guru lainnya, sebelum mengenal alam terkembang jadi guru. Ibu memperkenalkannya lebih dulu, sejak dalam kandungannya. 

Yakin bahwa perempuan tiang sebuah bangsa. Seperti pepatah keberhasilan seorang anak bergantung pada ibu yang mendidiknya. Keberhasilan seorang suami bergantung pada perempuan yang mendampinginya. Unsur-unsur ini yang membangun kehidupan sebuah bangsa. Pendidikan dasar mental dan spiritual generasi bangsa bermula dari ibu yang sehat jasmani rohani berpengetahuan dengan mental dan spiritual yang kuat. Sehingga melahirkan anak-anaknya yang sehat dididik tangguh, peduli lingkungan, toleransi, percaya diri, dan kreatif. 

Bagaimana mungkin kehidupan berkelanjutan dan lingkungan bisa lestari bila anak-anaknya dididik kebencian terhadap sesamanya. Peristiwa ini jangan biarkan terus berlangsung. Di negeri kita sendiri disatukan karena perbedaan suku, bahasa, agama dan pilihan politik. Perempuan memiliki peranan utama terhadap banyak hal mengenai pondasi jiwa generasi selanjutnya dalam menentukan bagaimana masa depan kehidupan. 

Lukisan atau melukis menjadi bagian dari upaya dalam edukasi serta mengedukasi baik pelukisnya maupun yang mengapresiasi lukisannya. Lukisan dapat menjadi alat propaganda dalam pandangan hidup yang manusiawi dan universal. Dalam hal ini Greenhost Boutique Hotel dan Alur Agency sejalan dengan menggelar pameran lukisan dengan tema pemberdayaan perempuan dengan alam untuk masa depan berkelanjutan. 

Masa depan yang berkelanjutan bergantung bagaimana hari ini saat ini, dan saat ini wujud dari apa yang dikerjakan masa lalu.*** 

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!