JAWAB ISU: Ketua DPD 1 Golkar Bali, Dr. I Nyoman Sugawa Korry, S.E., M.M., Ak., C.A. foto bersama jajaran pengurus dan kader Golkar usai rapat internal di Sekretariat Golkar Bali, Jumat, 31 Mei 2024.
DENPASAR, Balipolitika.com- Dipastikan tidak menerjunkan kader-kader potensialnya di Pilwali Denpasar 2024, Partai Golongan Karya (Golkar) berpeluang mengusung I Gede Oka Suanda Yudara dan Dr. Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry Wedasteraputra Mahendradatta Suyasa.
Kedua nama ini diketahui telah mendaftar di DPD II Golkar Denpasar dan diusulkan ke DPD 1 Golkar Provinsi Bali.
Penegasan itu disampaikan Ketua DPD 1 Golkar Bali, Dr. I Nyoman Sugawa Korry, S.E., M.M., Ak., C.A. dalam rapat internal di Sekretariat Golkar Bali, Jumat, 31 Mei 2024.
Meski demikian nasib I Gede Oka Suanda Yudara dan Dr. Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry Wedasteraputra Mahendradatta Suyasa menuju Pilwali 2024 masih abu-abu sebab Partai Golkar Denpasar harus mendapatkan sokongan kursi dari partai politik lainnya.
“Ini nanti yang kami usulkan di koalisi. Nanti keputusan koalisi apa, gitu loh. Karena terus terang kita di Denpasar masih kurang dari 20 persen (syarat minimal mengajukan calon, red). Jadi kami tidak bisa sendiri,” tegasnya.
Disinggung soal isu calon boneka yang berembus di Pilwali 2024, Sugawa Korry balik bertanya isu tersebut datang dari mana.
“Isu itu dari siapa? Isu itu kan sama dengan bau ya? Ya bau itu harum atau busuk, tapi barangnya kan tidak ada. Yang jelas, yang kami sampaikan ini bukan isu. Inilah fakta, berita sebenarnya,” beber Sugawa Korry.
Lebih jauh, Sugawa Korry memastikan seandainya I Gede Oka Suanda Yudara dan Dr. Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry Wedasteraputra Mahendradatta Suyasa mendapatkan rekomendasi dari Partai Golkar maka keduanya dipastikan bukan calon boneka di Pilwali Denpasar 2024.
“Jelas ada yang tersinggung sebab yang bersangkutan memasang baliho kan keluar duit itu. Masa itu disebut calon boneka? Jadi tidak ada calon boneka. Mereka berproses sesuai dengan mekanisme. Mengikuti proses ini berarti sebuah keseriusan. Lain halnya kalau tiba-tiba muncul calon tanpa proses. Kalau begitu bolehlah dicurigai sebagai calon boneka. Tapi ini kan berproses dan nanti ditentukan keputusannya bersama koalisi. Jadi orang-orang bisa saja menyebut calon lain boneka dan sebagainya. Itu strategi barangkali karena mereka takut. Jadi yang ditakuti selama ini kan perubahan. Arus perubahan itu sudah terjadi di Bali. Apa indikatornya? Prabowo-Gibran menang yang dulu tidak pernah diperkirakan akan menang. Buktinya menang di Bali,” tegas Sugawa Korry. (bp/ken)