DENPASAR, Balipolitika.com– Meraih juara 1 kasus Demam Berdarah Dengue (DBB) di Provinsi Bali Tahun 2023 dengan jumlah kasus tercatat sebanyak 1.332, posisi Kota Denpasar digeser Kabupaten Gianyar (4.478 kasus) dan Kabupaten Badung (2.475 kasus) di tahun 2024.
Mengacu data hingga 31 Desember 2024, kasus DBD di Kota Denpasar merosot ke posisi ke-5 di bawah Kabupaten Gianyar (4.478 kasus), Kabupaten Badung (2.475 kasus), Kabupaten Buleleng (1.947 kasus), dan Kabupaten Tabanan (1.565 kasus).
Sementara kasus DBD di Kota Denpasar di tahun 2024 sebanyak 1.307 kasus.
Mampu mengendalikan gigitan Aedes aegypti di tahun 2024 tak berarti warga Kota Denpasar aman-aman saja di tahun 2025.
Menurut informasi yang dihimpun, tingkat fatalitas DBD di Kota Denpasar terancam melonjak pasca meninggalnya 2 siswa SD akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti antara bulan Januari hingga Februari 2025.
Indikator lain yang bisa dijadikan tolok ukur “mengganasnya” kasus DBD di Kota Denpasar adalah melonjaknya tingkat hunian rumah sakit.
Di Rumah Sakit Umum (RSU) Puri Raharja terjadi peningkatan hunian pasien awat inap akibat kasus demam berdarah di bulan Februari hingga 24 Maret 2025.
Peningkatan pasien akibat kasus DBB di RSU Puri Raharja ini bahkan mencapai 30 persen lebih.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur Pelayanan RSU Puri Raharja, dr. Anak Agung Made Naradipa, Senin, 24 Maret 2025.
dr. Anak Agung Made Naradipa menerangkan demam berdasar disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
“Pasien demam berdarah umumnya mempunyai gejala demam tinggi yang berlangsung 2-7 hari yang dibarengi dengan nyeri otot, nyeri tulang sendi, mual, muntah, sakit kepala, dan bintik kemerahan hingga pada kasus berat bisa terjadi kebocoran plasma serta syok,” terang dr. Anak Agung Made Naradipa.
Cara penanganan di awal menghadapi kasus demam berdarah adalah pasien harus beristirahat selama demam, minumi obat panas, kompres hangat, dan jika panas berlanjut diopname di rumah sakit.
“Pasien biasanya dipulangkan setelah hari ke-7 atau terjadi peningkatan trombosit. Penanganan pasien demam berdarah di RSU Puri Raharja sampai tanggal 24 Maret 2025 bisa ditangani dengan baik dan tidak ada pasien yang meninggal akibat kasus demam berdarah,” jelas dr. Anak Agung Made Naradipa.
Direktur RSU Puri Raharja, dr. Gede Bagus Darmayasa, M.M., M.Repro menegaskan kasus DBD yang disebabkan virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis seperti Indonesia.
“Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi munculnya DBD. Antara lain rendahnya kekebalan tubuh masyarakat, kepadatan jentik nyamuk atau populasi nyamuk penular yang banyak ditemukan di musim penghujan, genangan air di tempat-tempat tertentu seperti ban bekas, kaleng bekas, talang air, botol bekas, gelas bekas, lubang pohon, bambu, pelepah daun, dan sebagainya,” jelas sosok yang selain andal menyembuhkan pasien juga dianugerahi kemampuan melukis tersebut. (bp/ken)