ATENSI KHUSUS: Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya 5 dari 18 korban meledak di Bali.
DENPASAR, Balipolitika.com- Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya 5 dari 18 korban meledak dan terbakarnya Gudang Eceran Gas Elpiji CV Bintang Bagus Perkasa milik Sukojin di Jalan Kargo Taman I No. 89 Banjar Uma Sari, Desa Ubung Kaja, Denpasar.
Wakil rakyat asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali itu meminta seluruh stakeholder terkait, khususnya pihak kepolisian sigap merespons tragedi kemanusiaan hilangnya 5 nyawa Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut.
Berpegang pada statement resmi pihak Pertamina melalui Area Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi yang menyebut Gudang Eceran Gas Elpiji CV Bintang Bagus Perkasa milik Sukojin terindikasi kuat merupakan tempat pengoplosan, I Nyoman Parta dengan tegas menyebut praktik culas itu merusak iklim ekonomi Pulau Dewata.
“Pengoplosan ini bukan saja merugikan negara karena subsidi tidak jatuh kepada rakyat yang membutuhkan, tetapi dia (pengoplosan LPG, red) juga merusak iklim usaha. Agen resmi saja dirugikan kok dengan adanya gas oplosan apalagi yang punya usaha. Teman-teman bisa bayangkan, satu usaha yang resmi, menggunakan gas resmi, sama-sama restoran, sama-sama kedai kopi, sama-sama villa, menggunakan gas resmi. (Di sisi lain, red) ada yang menggunakan gas tidak resmi, gas oplosan, gimana mau bersaing? Bagaimana membuat usaha iklim usaha yang sehat kalau satunya hasil kejahatan, satunya resmi?” tanyaI Nyoman Parta.
Lebih jauh, politisi peraih suara tertinggi Pileg 2024 dengan raihan 281.688 itu merinci selisih harga gas LPG resmi dan oplosan yang terpaut jauh.
“LPG resmi yang 12 kg Rp195 ribu sampai Rp200 ribu. Saya di rumah (Gianyar, red) belinya Rp210 ribu karena langsung dipasang dan dibawakan karena pangkalan di Guwang tidak jual. Saya nyarinya di Batuan. Rp210 ribu langsung dipasang. Tapi yang oplosan dijual Rp160 ribu,” beber I Nyoman Parta.
Diberitakan sebelumnya, I Nyoman Parta mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas otak di balik praktik pengoplosan LPG di Bali.
Agar tragedi serupa tidak kembali terjadi, pekerjaan rumah alias PR mendesak pihak kepolisian beber sang politisi adalah membongkar jaringan pengoplos LPG di Pulau Dewata yang menurut informasi masyarakat berjumlah kurang lebih 21 titik.
“Saya dapat informasi ada 21 titik tempat pengoplosan (di Bali, red). Cuma kan harus diverifikasi. Beberapa data ada saya simpan. Saya juga sudah kirim ke Pertamina pusat,” ungkap I Nyoman Parta diwawancarai di Sekretariat Hiswana Migas, Jalan Kepundung No. 12 Dangin Puri, Denpasar Timur, Selasa, 11 Juni 2024 siang. (bp/ken)