Ilustrasi Pixabay – Ada kaitan Tri Rna dengan Panca Yadnya dalam Hindu di Bali.
BALI, Balipolitika.com – Panca Yadnya adalah hal penting dalam Hindu, yang hingga kini masih terjaga khususnya di Bali.
Tentu saja, makna yadnya pun harus merasuk ke setiap insan umat ini. Yadnya adalah salah satu kata, yang sangat penting dan dekat dengan umat Hindu di Bali.
Yadnya berasal dari Bahasa Sansekerta, yang berarti pengorbanan suci tulus ikhlas. Untuk itu, sudah seharusnya yadnya harus dengan penuh kesadaran, dan tulus ikhlas sesuai kemampuan.
Dalam Manawa Dharmasastra VI. 35, tertulis untuk mencari dan mencapai kelepasan diri dari belenggu duniawi. Maka terlebih dahulu harus menyelesaikan tiga utang. Tiada lain tiga utang tersebut adalah Tri Rna.
Alasan bahwa yadnya berhubungan dengan Tri Rna, karena semua ciptaan di alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan.
Disebutkan bahwa Tuhan dalam manifestasiNya menjadi Tri Murti, yaitu Wisnu, Brahma, dan Siwa. Atau pencipta, pemelihara, dan pelebur.
Sehingga ajaran yadnya itu sendiri berasal dari yadnya Tuhan dalam menciptakan, memelihara, dan melebur (pralina) bhuana alit dan bhuana agung.
Kemudian dari yadnya Tuhan inilah, muncul ajaran Rna. Yaitu ajaran bahwa yadnya adalah membayar utang kepada Tuhan secara moral yang dengan Dewa Rna.
Lalu Tuhan menciptakan mahluk hidup, khususnya manusia melalui jalan lahir. Sehingga manusia memiliki utang budi kepada orang tua atau leluhur.
Utang ini dalam Tri Rna, lazim terkenal dengan istilah Pitra Rna. Serta yang ketiga, adalah hutang umat manusia kepada para rsi. Di mana para rsi telah mengajarkan manusia ajaran agama, dan ajaran kebaikan lainnya.
Yang terkenal dengan istilah Rsi Rna. Untuk itu setiap orang yang lahir ke dunia ini, memiliki tiga hutang tersebut. Dan semuanya bisa tertebus dengan yadnya yang tulus ikhlas.
Untuk membayar hutang itu, bisa dengan Panca Yadnya. Di antaranya, untuk Dewa Rna dengan Bhuta Yadnya dan Dewa Yadnya.
Kemudian Pitra Rna dengan Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya. Kemudian Rsi Rna dengan Rsi Yadnya. (BP/OKA)