BALI, Balipolitika.com – Warga Indonesia rentan menjadi korban Trafficking in Person (TPPO) karena beberapa faktor. Seperti faktor ekonomi atau kemiskinan dan faktor sosial serta kurangnya pengetahuan.
Faktor Ekonomi
1. Kemiskinan: Kemiskinan dan kesulitan ekonomi membuat warga Indonesia mencari pekerjaan di luar negeri dengan biaya yang murah, sehingga mereka menjadi rentan terhadap penipuan dan eksploitasi.
2. Kurangnya Kesadaran: Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya TPPO membuat warga Indonesia tidak waspada terhadap penipuan dan eksploitasi.
Faktor Sosial
1. Kurangnya Perlindungan: Kurangnya perlindungan dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat membuat warga Indonesia menjadi rentan terhadap TPPO.
2. Ketergantungan pada Perantara: Ketergantungan pada perantara atau agen yang tidak jelas membuat warga Indonesia menjadi rentan terhadap penipuan dan eksploitasi.
Faktor Politik
1. Kurangnya Koordinasi: Kurangnya koordinasi antara pemerintah Indonesia dan negara-negara lain membuat sulit untuk mencegah dan menangani kasus TPPO.
2. Kurangnya Perlindungan Hukum: Kurangnya perlindungan hukum dan peraturan yang jelas membuat sulit untuk menangani kasus TPPO.
Faktor Lain
1. Kurangnya Pendidikan: Kurangnya pendidikan dan kesadaran tentang bahaya TPPO membuat warga Indonesia tidak waspada terhadap penipuan dan eksploitasi.
2. Ketergantungan pada Teknologi: Ketergantungan pada teknologi dan media sosial membuat warga Indonesia menjadi rentan terhadap penipuan dan eksploitasi.
Berikut adalah 10 negara berbahaya bagi warga Indonesia dan Bali untuk bekerja:
1. Afganistan: Negara ini memiliki tingkat keamanan yang sangat rendah karena konflik berkepanjangan dengan kelompok militan seperti Taliban.
2. Suriah: Suriah telah dilanda perang saudara sejak 2011 yang melibatkan pasukan pemerintah, kelompok oposisi, serta intervensi dari negara-negara asing.
3. Yaman: Yaman telah terperangkap dalam perang saudara yang brutal sejak 2013 yang melibatkan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi melawan kelompok Houthi yang didukung oleh Iran.
4. Somalia: Somalia terkenal dengan ancaman yang berasal dari kelompok militan Al-Shabaab yang menguasai banyak wilayah di negara ini.
5. Irak: Irak masih bergulat dengan ketegangan sektarian, kelompok teroris seperti ISIS, dan serangan bom yang sering terjadi.
6. Meksiko: Meksiko memiliki reputasi buruk karena tingkat kejahatan yang sangat tinggi, terutama terkait dengan kartel narkoba.
7. Republik Afrika Tengah: Negara ini terjebak dalam perang saudara yang melibatkan berbagai kelompok militan yang membuat keamanan di sebagian besar wilayah sangat rendah.
8. Sudan Selatan: Sudan Selatan terperosok dalam perang saudara yang brutal sejak 2013 yang melibatkan konflik antara pasukan pemerintah dan kelompok oposisi.
9. Kolombia: Kolombia memiliki sejarah panjang terkait dengan kelompok gerilya dan kartel narkoba yang menguasai sebagian besar wilayahnya.
10. Pakistan: Pakistan terlibat dalam berbagai konflik dengan kelompok teroris seperti Taliban dan Al-Qaeda yang membuat beberapa wilayah di negara ini sangat berbahaya.
Berikut adalah 10 negara yang aman bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Indonesia dan Bali:
– Islandia: Islandia berada di puncak peringkat sebagai negara teraman untuk ekspatriat. Negara ini memiliki populasi ekspatriat yang paling banyak dan keamanan yang sangat baik.
– Irlandia: Irlandia menempati posisi kedua sebagai negara teraman untuk ekspatriat. Negara ini memiliki tren penurunan tingkat kejahatan, toleransi terhadap migran, dan perekonomian yang kuat serta stabil.
– Austria: Austria menduduki posisi ketiga dalam peringkat sebagai negara teraman untuk ekspatriat. Negara ini memiliki sistem kesehatan publik yang kuat, sistem kereta api yang luas, dan tingkat kejahatan serius yang rendah.
– Selandia Baru: Selandia Baru semakin mempermudah ekspatriat, investor, dan pekerja digital untuk pindah ke sana. Negara ini memiliki tingkat kejahatan yang rendah dan banyak peluang bagi ekspatriat di bidang teknik, kedokteran, dan industri lainnya.
– Singapura: Singapura menempati posisi kelima dalam peringkat sebagai negara teraman untuk ekspatriat. Negara ini memiliki gaji yang tinggi, gaya hidup mewah, dan lokasinya yang strategis untuk bepergian di seluruh Asia Tenggara.
– Swiss: Swiss terkenal dengan netralitas politiknya, yang berarti risiko keterlibatannya dalam konflik internasional sangat kecil. Negara ini memiliki tingkat kejahatan kekerasan, ketidakstabilan politik, atau teror politik yang sangat rendah.
– Portugal: Portugal menarik minat warga Amerika Utara, yang memuji sistem perawatan kesehatan yang terjangkau, kualitas hidup, dan keseimbangan kerja-hidup yang ditawarkannya.
– Denmark: Denmark memiliki tingkat kejahatan yang rendah dan keseimbangan kerja-hidup yang baik. Negara ini juga memiliki sistem perawatan kesehatan yang baik dan pendidikan yang berkualitas.
– Slovenia: Slovenia memiliki tingkat kejahatan yang rendah dan kualitas hidup yang baik. Negara ini juga memiliki sistem perawatan kesehatan yang baik dan pendidikan yang berkualitas.
– Malaysia: Malaysia memiliki biaya hidup yang relatif rendah, perawatan kesehatan yang mudah diakses, dan iklim tropisnya. Negara ini juga memiliki sektor TI yang berkembang pesat dan menawarkan banyak peluang bagi ekspatriat. (BP/OKA)