DENPASAR, Balipolitika.com– Persiapan matang Duta Kesenian Kota Denpasar yang berlaga di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 ini akhirnya berbuah manis.
Sekehe Gong Kebyar Wanita Semara Budaya, Banjar Badak Sari, Desa Sumerta Kelod sebagai Duta Kota Denpasar sukses memukau penonton dengan membawakan seluruh materi pementasan dengan baik pada Utsawa Gong Kebyar Wanita PKB XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Senin, 30 Juni 2025 malam.
Tampil mebarung dengan Duta Kabupaten Klungkung, Sekehe Gong Kebyar Wanita Semara Budaya Kota Denpasar sukses memukau ribuan pasang mata yang hadir.
Sebanyak tiga materi turut dibawakan, yakni Tabuh Telu Pepanggulan Semara Muni, Tari Wiranjaya dan Sandya Gita Suwak Warak yang berhasil mengundang sorak sorai dan tepuk tangan penonton.
Hadir langsung untuk memberikan dukungan ditengah-tengah penoton, Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar, I Wayan Sutama, dan Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana.
Tampak hadir pula Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, serta Pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar.
Kordinator Sekehe Gong Kebyar Wanita Semara Budaya, Banjar Badak Sari, Desa Sumerta Kelod, I Wayan Ledra mengaku bersyukur pementasan hari ini berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.
Ia mengaku telah melaksanakan persiapan panjang sejak awal tahun guna memberikan yang terbaik sebagai Duta Kota Denpasar untuk Gong Kebyar Wanita.
Lebih lanjut dijelaskan, pada pementasan kali ini, Sekehe Gong Kebyar Wanita Semara Budaya, Banjar Badak Sari, Desa Sumerta Kelod sebagai Duta Kota Denpasar membawakan tiga materi, yakni Tabuh Semara Muni, Tari Wiranjaya, dan Sandya Gita Suwak Warak.
Dikatakan Ledra, Tabuh Telu Pepanggulan Semara Muni mengambarkan kebahagian sejati yang mampu melampaui semua rasa.
Karya ini sarat akan pijakan tradisi dalam sentuhan kekinian dengan pola-pola gegedig, ritme, dan kotekan yang sederhana, sehingga mudah dipahami bersama, dan sangat asyik dimainkan serta enak didengar melalui keindahan khas jajar pagehnya.
Selanjutnya, Tari Wiranjaya merupakan salah satu tari kekebyaran yang mengekspresikan keperkasaan dan keberanian Ksatria Pandawa (Nakula dan Sahadewa).
Tari ini diciptakan oleh Ketut Merdana dan Putu Sumiasa dari Desa Kedis, Busungbiu, Buleleng pada tahun 1958.
Sebagai persembahan pamungkas ditampilkan Sandya Gita Suwak Warak yang menggambarkan kuatnya sistem tata kelola air yang mampu mengairi sawah di daerah pemukiman Badak Sari sehingga menghasilkan panen berlimpah dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya serta terwujudnya tujuan utama agama Hindu, yaitu Moksartam Jagatditha ya ca iti Dharma.
“Kita bersyukur mampu memberikan penampilan maksimal pada hari ini, sehingga latihan dan pembinaan yang kami laksanakan dapat memberikan hasil yang maksimal, kita bersyukur dapat memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujar Ledra.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekehe Gong Kebyar Wanita Semara Budaya, Banjar Badak Sari, Desa Sumerta Kelod sebagai Duta Kota Denpasar yang memberikan penampilan terbaiknya.
Jaya Negara mengaku bangga dengan penabuh wanita yang juga tak kalah hebat dengan penabuh laki-laki dalam memainkan gambelan gong kebyar.
Tak hanya itu, ia mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar.
Hal tersebut dapat dilihat dari konsep, pola tabuh dan tari serta penggunaan properti yang disesuaikan dengan tema sehingga garapan yang dibawakan dapat dinikmati penonton dengan baik.
“Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa, penggunaan garapan yang ditampilkan juga sangat apik, selain makna yang mendalam sesuai dengan tema, pementasan juga memberikan semangat sebagai pembuktian bahwa penabuh wanita Denpasar juga sangat luar biasa,” puji Jaya Negara. (bp/ken)