KARANGASEM, BaliPolitika.Com– Apa yang akan terjadi bila ternyata tim dan simpatisan Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Karangasem, Gede Dana dan Wayan Artha Dipa (Dana-Dipa) yang melakukan praktik money politics alis politik uang dalam hajatan Pilkada Karangasem 2020? Apakah Relawan Karangasem Santhi (Rekasa) lewat Satgas anti money politik-nya akan bertindak atau hanya menonton saja? Demikian pertanyaan tokoh muda Karangasem asal Kecamatan Kubu, I Ketut Pastika Wyasa, Sabtu (5/12/2020) siang. Dia menilai pihak kepolisian dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bali dan Karangasem benar-bernar “dilecehkan” oleh pembentukan satgas anti politik yang berpihak itu.
“Saya sangat muak dengan isu-isu politik uang yang dihembuskan oleh tim Dana-Dipa. Lebih-lebih itu disebarkan menggunakan akun media sosial palsu. Anehnya, sejumlah media menulis berita itu tanpa dasar dan bukti yang jelas. Ini benar-benar menyesatkan masyarakat,” ucapnya.
Pastika juga menyentil Satgas Money Politik bentukan tim Dana-Dipa yang seolah-olah memposisikan diri seolah-olah bersih dari permainan politik. Namun, di sisi lain memilih diam dan tutup mata dengan beredarnya rekaman suara mirip Calon Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan yang notabene merupakan kader PDI Perjuangan. “Ada rekaman suara paslon calon satu jalur yang memanfaatkan dana hibah dari kabupaten lain untuk mempengaruhi agar dirinya dipilih kok satgas anti money politik itu diam? Jika rekaman itu benar itulah kejahatan yang sesungguhnya. Sudah ada yang jelas kok di Karangasem malah terus melakukan penggiringan isu? Maksudnya apa? Apa tidak tahu masyarakat sedang kesulitan?” tanyanya.
Lebih jauh, Pastika juga menyoroti puluhan akun palsu dan media online yang melakukan penggiringan opini seolah-olah sudah terjadi permainan politik uang di Karangasem. Pastika menyebut selain memborbardir Karangasem, puluhan buzzer itu juga menyerang paslon lawan PDI Perjuangan di 5 kabupaten/kota lain dengan gencar. Anehnya, di Karangasem mereka menggiring opini seolah-olah telah terjadi money politik namun saat isu itu membelit paslon PDIP mereka bungkam.
“Partai sebesar PDI Perjuangan tapi buzzer-nya kelas kacangan. Nyerang tanpa data. Apakah masyarakat mau memilih paslon yang dibela orang-orang yang berlindung di balik akun medsos palsu dan menyebar fitnah setiap saat? Silakan masyarakat yang menentukan,” tegasnya.
Soal praktik money politik di kabupaten lain, Pastika menyebut foto-foto terkait hal itu sudah beredar luas di media sosial. Termasuk rekaman suara mirip I Made Kembang Hartawan. “Entah lupa atau bagaimana. Buzzer-buzzer tutup mata dengan permainan uang di kabupaten lain. Sudah jelas ada yang memposting di fb. Ada yang memberikan kain brokat berisi uang seratus ribu rupiah. Video pemberinya pun ada. Perangkat banjar/desa dijanjikan uang 50 juta plus motor Yamaha NMAX juga ada. Di Jembrana terjadi. Dan kita semua sama-sama tahu paslon itu berasal dari partai dan jalur yang mana,” ungkapnya.
Pastika mengajak masyarakat untuk cerdas menyikapi hal itu meskipun seorang Gede Pasek Suardika juga ikut memposting berita tak jelas itu di akun media sosial pribadinya. “Jadi jelas ini penggiringan opini semata agar seolah-olah di Kabupaten Karangasem terjadi politik uang. Ini hanya pengalihan isu oleh oknum tak bertanggung jawab. Kalau memang mereka tulus berjuang demi rakyat, harusnya sesama jalur ditegur juga dong. Tapi faktanya tidak. Mereka juga tidak membantu melakukan klarifikasi atas temuan masyarakat. Aneh bukan? Untuk itu, mari berpolitik yang cerdas demi masa depan kita bersama,” tutupnya. (bp)