TABANAN, BaliPolitika.Com– Ikan lele dicaplok buaya. Jangan bertele-tele coblos nomor 2. Demikian pantun yang diucapkan Calon Bupati Tabanan Anak Agung Ngurah Panji Astika mengawali statement pamungkas dalam Debat Terbuka II Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tabanan Tahun 2020, Kamis (3/12/2020) malam. Panji Astika dan pasangannya, I Dewa Nyoman Budiasa mengajak masyarakat untuk berpikir bijak, realistis, dan meninggalkan fanatisme sempit.
āDemokrasi melalui pemilihan langsung memberikan kita peluang untuk mencari pemimpin yang benar-benar bisa kita andalkan. Pemilihan langsung juga bisa menghukum mereka yang telah gagal dalam mengelola daerah. Mari kita berpikir bijak. Mari kita berpikir realistis. Tinggalkan fanatisme sempit. Mereka yang telah terbukti berpengalaman gagal dalam menjalankan tugasnya jangan sampai terpilih lagi untuk melanjutkan kegagalannya,ā tandas Panji Astika.
Imbuhnya, jika mencitai Tabanan, maka masyarakat harus berpikir terbuka dan jujur. Selama ini, jelasnya semua orang tahu bagaimana Tabanan dikelola. Infrastruktur yang amburadul; pembangunan yang tidak terencana dengan capaian prestasi yang tidak terukur. Panji Astika menyebut banyak janji-janji yang belum terpenuhi. āJanji memperbaiki jalan belum terpenuhi, voucher-voucher banyak belum terbayar, upah pegawai kontrak jauh di bawah upah minimum kabupaten (UMK),ā bebernya.
Pada saat Panji-Budi menjadi Bupati dan Wakil Bupati Tabanan, ungkapnya semua janji akan bayar dengan tuntas. Panji-Budi akan siapkan anggaran yang berpihak kepada pembangunan yang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Panji-Budi juga akan memberikan apresiasi kepada petugas medis dan non medis selama masa pandemi yang menjadi garda terdepan pencegahan dan penyebarluasan Covid-19.
āYang kami sayangkan adalah kurangnya anggaran. Bila kami terpilih, anggaran itu akan kami perjuangkan. Ada stimulus untuk petugas-petugas medis maupun non medis. Agar penanganan Covid-19 bisa paripurna di Kabupaten Tabanan. Jika terpilih, Panji-Budi, paslon nomor 2 berkomitmen mengutamakan kepentingan pembangunan di atas kepentingan politik. Lebih kepada kepala pelayan masyarakat, bukan sebagai penguasa apalagi murdaning jagat Tabanan,ā tegas alumnus Universitas Brawijaya itu.
Ditambahkannya, Panji-Budi siap menjadi bupati dan wakil bupati untuk seluruh rakyat Tabanan. Bukan petugas partai atau bupati untuk para pendukungnya saja. āSebagai Kota Pahlawan, kita punya dua taman makam pahlawan di Tabanan. Mari kita berjuang. Mari kobarkan semangat perubahan di Tabanan. Kalau dulu leluhur kita mengusir penjajah, sekarang kita bersama-sama berjuang untuk mewujudkan tatanan baru untuk Tabanan yang lebih maju,ā tegasnya. (bp)