TABANAN, BaliPolitika.Com- Anak Agung Ngurah Panji Astika- I Dewa Nyoman Budiasa (Panji-Budi) Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tabanan nomor urut 2 tabah menerima sindiran bahwa mereka hanya didukung oleh oleh 9 kursi (22,50%) DPRD Tabanan. Berbanding terbalik dengan I Komang Gede Sanjaya- Made Edi Wirawan yang didukung oleh 31 kursi (77,50%). Panji-Budi juga dinilai tidak pantas memimpin Tabanan karena tidak pernah menjabat posisi legislator.
Menanggapi hal itu, Panji-Budi menegaskan mereka berjuang tulus iklas demi perubahan Tabanan berbekal hati nurani dan dukungan seluruh masyarakat. Keduanya juga menegaskan ingin meniru langkah Presiden RI Joko Widodo, Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Klungkung I Nyoma Suwirta dan sederet tokoh lain yang tak pernah duduk sebagai anggota DPRD II, DPRD I, dan DPR RI, namun dipercaya masyarakat menjadi Bupati/Walikota. Dengan niat yang tulus Panji-Budi optimis perjuangan mereka akan disambut positif oleh masyarakat Tabanan.
Dengan meyakinkan Panji Astika menilai justru baik jika Tabanan dipimpin oleh Panji-Budi. Jika itu terjadi, maka pembangunan di Tabanan yang selama ini tidak begitu signifikan akan melesat. Dengan bahasa yang tertata, Panji Astika pun membuka cara berpikir masyarakat Tabanan. Dikatakannya, fungsi DPRD Tabanan selama ini tidak berjalan dengan maksimal, khususnya fungsi pengawasan.
“Bagaimana bisa DPR mengawasi eksekutif yang bajunya sama? Apalagi eksekutif itu adalah ketua partainya sendiri? Kondisi tersebut menyebabkan pengawasan tidak optimal. Oleh karena itu, kami yakin dan menyampaikan kepada masyarakat kalau ingin pengawasan DPR terhadap eksekutif berjalan optimal pilihlah Bupati dan Wakil Bupati yang tidak didukung oleh partai penguasa. Jika Panji-Budi menjadi Bupati dan Wakil Bupati ke depan, maka pembangunan di Tabanan akan berjalan dengan optimal,” tegasnya. (bp)
