Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Taruna STIP Tewas, Keluarga Sebut Pelaku “Senior Sampah”

Putu Satria AR Derita Luka Lebam

STOP PERPLONCOAN: Putu Satria Ananta Rustika, mahasiswa tingkat 1 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang tewas di usia belia, yakni 19 tahun diduga akibat perploncoan, Jumat, 3 Mei 2024.

 

DENPASAR, Balipolitika.com Satya Iswara merespons keras peristiwa memilukan yang merenggut nyawa Putu Satria Ananta Rustika di usia belia, yakni 19 tahun.

Putu Satria Ananta Rustika, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta itu tewas mengenaskan di kampusnya, Jumat, 3 Mei 2024.

Korban asal Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali itu tewas diduga akibat dianiaya oleh para seniornya merujuk sejumlah luka lebam di bagian ulu hati. 

Naas bagi korban Putu Satria Ananta Rustika, ia kehilangan nyawa akibat praktik perpeloncoan di kampus “kawah candradimuka” bagi para pelaut tanah air itu.

“Pagi tadi (Jumat, 3 Mei 2024, red), ada kabar duka dari kampung. Adik sepupu saya, Putu Satria Ananta Rustika (PSA) meninggal setelah berolahraga pagi tadi. Mendiang merupakan taruna tahun pertama di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta (STIP Jakarta). Awalnya saya menduga ia meninggal disebabkan oleh serangan jantung. Namun dikatakan terdapat lebam di tubuh mendiang. Dugaan saya langsung menuju ke dua kata, bullying, penganiayaan,” tulis saudara korban, yakni Satya Iswara di akun media sosial facebook, Jumat, 3 Mei 2024.

“Setelah membaca berita, ternyata betul polisi menduga adanya penganiayaan dari senior di kampus pelayaran tersebut. Sepertinya bullying sudah mengakar menjadi tradisi wajib yang dilakukan oleh senior-senior di perguruan tinggi kedinasan kepada juniornya. Pertanyaan saya, apa fungsi senioritas, bullying dan penganiayaan yang kalian lakukan? Kalian tak ubahnya seperti sampah. Kalian hanyalah tikus-tikus calon penjilat atasan semata demi keuntungan kalian,” sentil Satya Iswara.

“Tentu saja budaya senioritas dan bullying kepada junior ini harus dihapuskan. Mengingat yang dilakukan adalah penyiksaan fisik dan mental terhadap junior. Alih-alih mendisiplinkan, tindakan tersebut lebih dekat dengan penyiksaan fisik. Masih ada cara lain untuk meningkatkan kedisiplinan orang, tentu saja tidak dengan kekerasan. Jika betul korban tewas akibat dianiaya, saya  sebagai keluarga dengan tegas menuntut agar kasus ini diusut tuntas, juga menuntut hukuman yang pantas bagi pelaku penganiaya adik sepupu saya!” terangnya. 

Diberitakan sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara saat ini masih memeriksa sejumlah saksi guna mengetahui penyebab mahasiswa tingkat 1 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta itu kehilangan nyawa. 

Saat ini, jenazah korban sudah dibawa ke RS Polri untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. (bp/ken)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!